Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggalkan BBM, Pabrik Gula Ini Pakai Energi dari Ampas Tebu

Kompas.com - 15/08/2014, 15:51 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com — Bahan bakar fosil sudah tidak lagi dipakai sejak empat tahun terakhir di Pabrik Gula (PG) Kremboong, Sidoarjo. Pabrik gula milik PT Perkebunan Nusantara X ini memilih ampas tebu sebagai bahan bakar pokok pengolahan tebu menjadi gula.

Ampas tebu adalah bahan bakar hasil produk sampingan dalam proses pengolahan tebu menjadi gula. Satu ton tebu menghasilkan sekitar 300 kilogram ampas yang bisa digunakan untuk bahan bakar pabrik.

"Ampas tebu itu bahan bakar alami. Jadi kalau PG bisa menghasilkan ampas, berarti PG itu efisien. Ampasnya bisa digunakan untuk menggerakkan mesin tanpa harus menggunakan bahan bakar fosil," kata Subiyono, Direktur Utama PTPN X, Jumat (15/8/2014).

Dulu, Belanda sebenarnya sudah mendesain semua PG bisa mandiri dengan ampas tebu sebagai bahan bakar. Namun, dalam perjalanannya, banyak PG di Indonesia justru menggunakan bahan bakar fosil yang sangat mahal sehingga menimbulkan inefisiensi.

PG Kremboong, kata Subiyono, adalah salah satu dari 11 PG di wilayah PTPN X yang mempunyai manajemen baik dalam hal ampas. PG di Kecamatan Krembung, Sidoarjo, itu menghasilkan 5.103 ton ampas tebu sepanjang 2013.

"Hingga akhir 2014, PG Kremboong menargetkan bisa mendapatkan kelebihan ampas sekitar 8.480 ton, yang akan dijual ke pihak lain, sehingga bisa mendapatkan keuntungan ekonomis," kata dia.

Konsumsi bahan bakar fosil PG di PTPN X pada 2007 masih Rp 130 miliar. Sejak mengoptimalkan ampas tebu, konsumsinya turun hingga Rp 1,5 miliar pada 2013. Pada 2015, semua PG di PTPN X diharapkan tidak lagi memanfaatkan bahan bakar fosil, dan beralih menggunakan ampas tebu.

Selain untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar mesin, ampas tebu bisa digunakan untuk memproduksi listrik melalui program cogeneration. Di PG Kremboong sendiri, potensi listrik dari ampas tebu mencapai 10 MW. Alokasinya, sebanyak 4,5 MW dipakai sendiri, sementara sisa sebesar 5,5 MW bisa dijual ke PLN.

"Pabrik kami sudah siap, tinggal izinnya diurus dan tentu saja butuh dukungan agar energi terbarukan dari tebu ini bisa optimal," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com