Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turunkan Spanduk Capres yang Pakai Gambar Gus Dur

Kompas.com - 01/07/2014, 21:14 WIB
Kontributor Samarinda, Yovanda Noni

Penulis


SAMARINDA, KOMPAS.com
 — Jaringan Gusdurian Kalimantan Timur membantah adanya dukungan ke pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Juru bicara JGD Kaltim, Kasmani Padjalang, menegaskan bahwa dirinya geram karena maraknya baliho atau spanduk kampanye dukungan terhadap capres Prabowo-Hatta yang mencantumkan gambar Gus Dur.

“JGD tidak pernah memberi dukungan pada Prabowo untuk maju menjadi capres. Adanya spanduk-spanduk yang menyertakan gambar Gus Dur adalah sebuah kebohongan, karena sejatinya JGD menolak dalam urusan politisasi,” tekannya, Selasa (1/7/2014).

Kasmani menjelaskan, banyak spanduk dukungan untuk Prabowo-Hatta yang mengatasnamakan Gusdurian. Menurut dia, pihaknya sudah menyatakan sikap tidak memihak.

“Kami, langsung di bawah koordinasi Ibu Alissa Wahid, putri sulung Alm Gus Dur, perlu menyatakan sikap keberatan,” ujarnya.

“Dengan demikian, JGD tidak terlibat dalam dukungan terhadap capres mana pun. Semua klaim dukungan yang mengatasnamakan Jaringan Gusdurian adalah kebohongan,” tambahnya kemudian.

JGD Kaltim juga mendesak agar baliho atau spanduk yang mencantumkan nama dan logo kelompoknya dicabut dan diturunkan secepatnya.

“Kami juga mendesak agar semua baliho dukungan capres yang mencantumkan nama dan gambar Gus Dur untuk diturunkan karena berpotensi memicu konflik horizontal. Kami, yang mencintai Gus Dur, tidak akan menjual namanya untuk meraih suara,” ungkapnya.

Selain itu, Kasmani juga menyerukan agar masyarakat menggunakan hak pilihnya secara bijak dengan cara menjadikan sembilan nilai utama Gus Dur sebagai landasan dalam menentukan presiden, yaitu ketauhidan, kemanusiaan, kesederhanaan, kesatria, keadilan, persaudaraan, kearifan lokal, pembebasan, dan kesetaraan.

“Jadi sekali lagi, JGD tidak memberi dukungan kepada siapa pun. Semua isi baliho atau spanduk yang mengatakan jika JGD memberi dukungan adalah sebuah kebohongan,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com