Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bujuk Calon Pekerja, Calo Beri Iming-iming "Uang Sirih Pinang" Rp 9 Juta

Kompas.com - 25/06/2014, 08:14 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Salah satu iming-iming calo saat merekrut para calon tenaga kerja wanita ternyata adalah uang tunai Rp 1 juta hingga Rp 9 juta untuk keluarga mereka. Uang ini melengkapi janji manis gaji besar dan pemberangkatan lewat jalur resmi untuk para pekerja tersebut.

"(Juga) syarat keberangkatan yang mudah, selain gaji besar, proses cepat, dan 'uang sirih pinang' sebesar Rp 1 juta hingga Rp 9 juta itu," kata Romo Paschal Boleng, Selasa (24/6/2014).

Paschal adalah pastor pendamping di Gereja Santo Petrus, rohaniawan yang mengungkapkan praktik penampungan ilegal para pekerja asal Nus Tenggara Timur di tempat penampungan di Legenda Malaka, Batam, Kepulauan Riau.

"Uang sirih pinang", tutur Paschal, merupakan istilah halus bagi pemberian uang di wilayah NTT. Calo perekrut pekerja ini, sebut dia, biasa dikenal dengan sebutan PL, kependekan dari pekerja lapangan. Menurut Paschal, para untuk menjerat para calon pekerja, PL biasanya menyebutkan Malaysia, Singapura, atau Medan, sebagai tempat tujuan kerja.

Namun, kata Paschal, janji uang "sirih pinang" tersebut tak selalu terealisasi juga. Biasanya, ujar dia, uang tersebut dijanjikan dibayar ketika para pekerja sudah berangkat meninggalkan daerah asal atau setiba mereka di tempat transit. Menurut dia, tak sedikit para pekerja yang akhirnya bahkan sama sekali tak mendapatkan uang.

Modus transit

Paschal menuturkan, para pekerja tak selalu tahu bahwa mereka akan singgah di tempat transit. Dia mengatakan proses keberangkatan memang cepat, dengan KTP dan paspor palsu.

“Ketika mereka sampai di Batam, mereka dijemput petugas penampungan bernama Kusnadi atau oleh sopir penampungan bernama Abbas dan langsung dibawa ke penampungan," tutur Paschal berdasarkan cerita yang dia terima dari 21 pekerja itu.

Dari keterangan para pekerja tersebut, kata Paschal, tak semuanya baru diberangkatkan dari NTT. Sebagian dari mereka ternyata sudah sempat bekerja di Malaysia tetapi dipulangkan oleh majikannya karena status keimigrasiannya. Rata-rata, kelompok pekerja ini sama sekali tak pernah mendapatkan uang.

Paschal menyebutkan tempat tersebut dimiliki seseorang bernama Jonni Tandjaja. Namun, menurut dia tak satu pun pekerja yang pernah bertemu langsung dengan sosok Jonni itu.

Seperti diberitakan sebelumnya, 21 orang pekerja asal NTT diselamatkan Paschal. Laporan Paschal ke Polda Riau ditindaklanjuti dan para pekerja itu bisa dibebaskan. Menurut Paschal pengungkapan kasus penyekapan ini bermula pada Kamis (24/4/2014), setelah dua pekerja bisa kabur dari penyekapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com