Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Elektabilitas Prabowo di Jawa Barat Ungguli Jokowi

Kompas.com - 17/06/2014, 15:40 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Popularitas calon presiden nomor urut 2, Joko Widodo, mengungguli calon presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto, di Jawa Barat. Namun, untuk angka elektabilitas, Prabowo berada di atas Jokowi.

Hal itu berdasarkan survei dengan menggunakan metode multistage random sampling yang dilakukan Rectroverso Institute selama rentang waktu 6 Juni hingga 14 Juni 2014 kepada 800 responden di 26 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat.

Pada hasil survei dari sisi ketenaran, Jokowi unggul dengan angka 96 persen. Sementara itu, Prabowo 93, 61 persen. Figur calon wakil presiden pun menunjukkan pasangan nomor urut 2 lebih tenar. Ini terbukti dengan Jusuf Kalla mendapat angka lebih besar, yakni 94 persen, sedangkan Hatta Rajasa 90 persen.

"Popularitas Jokowi terbesar, 95 persen, responden menyatakan mereka kenal Jokowi," kata peneliti Rectroverso Institute, Zaenal Arifin, saat konferensi pers di Bober Cafe, Jalan RE Martadinata, Kota Bandung, Selasa (17/6/2014).

Meski figur Jokowi dan JK terbilang tenar, masyarakat Jawa Barat ternyata cenderung memilih pasangan Prabowo-Hatta untuk memimpin Indonesia lima tahun ke depan. Hasil survei menunjukkan, elektabilitas pasangan calon Prabowo-Hatta dipilih sebanyak 55,64 persen responden, sedangkan pasangan calon nomor urut 2 hanya 38,72 persen. Sisanya, 5,64 persen, masuk dalam undecided voters.

"Meski mengenal, tapi belum tentu memilih dan belum tentu suka. Tingkat keterpilihan bukan hanya popularitas, tetapi tingkat kesukaan dan tingkat kemampuan dalam memimpin," ujarnya.

Lebih lanjut, Zaenal menambahkan, masyarakat Jawa Barat memilih figur Prabowo Subianto karena dua alasan, yaitu tegas dan menguasai permasalahan bangsa. Sementara itu, Jokowi kurang dipilih oleh masyarakat Jawa Barat lantaran dianggap kurang tegas dan belum mampu memimpin Indonesia karena belum sukses memimpin DKI Jakarta sebagai seorang gubernur.

"Ada ketersambungan antara tingkat popularitas dan keterpilihan. Jokowi dianggap kemampuannya untuk memimpin Indonesia dinilai masih rendah," ucapnya.

Elektabilitas Jokowi-JK hampir kalah di setiap daerah pemilihan (dapil) di Jawa Barat. Dari 9 dapil yang ada, Jokowi-JK hanya mampu bersaing ketat di dapil 5, dapil 6, dan dapil 8.

"Kecuali di Bogor, Bekasi, Cirebon, dan Indramayu. Di sana cenderung imbang karena memang basis Jokowi dan pemilih PDI-P banyak di sana," tuturnya.

Meski elektabilitas Prabowo-Hatta unggul hampir di seluruh wilayah Jawa Barat, timses Jokowi-JK masih bisa mengubah kondisi tersebut. Pasalnya, 15 persen masyarakat Jawa Barat menyatakan bahwa kemungkinan akan mengubah pilihan pasangan capres dan cawapres pada tanggal 9 Juli 2014 mendatang.

Zaenal menjelaskan, ada tiga faktor yang bisa memengaruhi 15 persen swing voters tersebut. Sebanyak 3 persen akan mengubah pilihannya jika ada kandidat lain memberi uang, 4 persen karena isu negatif, dan 8 persen karena alasan lainnya, seperti visi misi program yang menarik, hati nurani, melihat perkembangan situasi, dan lain-lainnya.

"Debat calon presiden di televisi bagi masyarakat Jabar memang ada pengaruhnya, tetapi tidak signifikan. Tingkat perubahannya kecil," akunya.

"Masih ada tiga minggu. Masih perlu kerja keras dari tim kampanye masing-masing pasangan sebelum hari H," ujarnya.

Untuk kenaikan tingkat elektabilitas, pasangan Prabowo-Hatta hanya naik sekitar 3 persen dari modal suara koalisi yang dimiliki sebelumnya, yaitu 52 persen. Sementara itu, Jokowi-JK cuma naik 1 persen dari modal suara koalisi di kisaran 37 persen.

Dengan sampling error dalam survei yang mencapai 3,5 persen, pasangan Prabowo-Hatta kemungkinan bisa mencapai poin optimistis di kisaran angka 59 persen dan poin pesimistis di kisaran angka 53 persen. Sementara itu, pasangan Jokowi-JK bisa mencapai poin optimistis di kisaran angka 42 persen dan poin pesimistis di kisaran 36 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com