Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengaruh Lirboyo, Sebagian Kiai NU di Semarang Dukung Prabowo

Kompas.com - 23/05/2014, 15:48 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


UNGARAN, KOMPAS.com — Kalangan Nahdliyin di Kabupaten Semarang dipastikan tidak satu suara dalam mendukung calon presiden yang akan bertarung pada Pemilihan Presiden 9 Juli mendatang.

Meski PKB sebagai partai dengan latar belakang NU secara resmi telah bergabung dalam koalisi PDI-P yang mengusung Jokowi-Jusuf Kalla, pengaruh Lirboyo (Jawa Timur) akan menggiring sebagian kiai mendukung capres dan cawapres Prabowo-Hatta.

"Kalau masyayikh Lirboyo seperti Mbah Idris (KH Idris Marzuki) dan Mbah Anwar (KH Anwar Mansur) kelihatannya arahnya ke Prabowo," ungkap KH Zaenal Muttaqi, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ulum, Jumat (23/5/2014) siang.

Jaringan Lirboyo, kata Taqi, memang cukup kuat di kalangan pesantren di Kabupaten Semarang. Banyak kiai atau ustaz pesantren di Kabupaten Semarang yang merupakan alumni dari pesantren yang cukup tua di Jawa Timur tersebut.

"Ada sekitar 70-an pesantren. Sebagian dari alumni Lirboyo," jelas Taqi yang juga Sekretaris Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) Kabupaten Semarang, salah satu badan otonom NU yang mengurusi pondok pesantren.

Selain jaringan Lirboyo, kalangan Nahdliyin di Kabupaten Semarang juga dipengaruhi oleh Blok Kaliwungu (KH Dimyati) yang lebih condong kepada pasangan Jokowi-Kalla. Namun, sikap resmi para kiai NU kemungkinan akan dikeluarkan dalam pekan ini.

"Sikap resmi mungkin akan dikeluarkan dalam musker PCNU di Pesantren Edi Mancoro, Selasa depan. Kalau tempatnya di Gedagan (mungkin) arahnya ya Jokowi," jelasnya.

Menurut Taqi, RMI dengan jumlah santri aktif mencapai 3.000 dan alumni yang cukup besar merupakan kekuatan riil yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Namun, ia mengakui, sejauh ini tidak ada arahan terkait pilihan politik dalam pilpres mendatang.

"Kalau teman-teman di PWNU memang ada kekecewaan dengan gagalnya Pak Mahfuz, ada perasaan dikhianati. Tapi kita di Kabupaten Semarang memang belum ada arahan," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Semarang Ahmad Hanik membantah telah mengetok palu terkait pilihan politik pada pilpres mendatang. Ia meminta semua pihak tidak memolitisasi rencana pertemuan pengurus dan kiai NU di Pondok Pesantren Edi Mancoro sebagai bentuk dukungan kepada Jokowi-Kalla.

Namun ia tak menampik, pertemuan tersebut bisa saja menghasilkan sebuah keputusan terkait pilihan politik dalam pilpres mendatang.

"Jangan disimbolisasi begitu, kita musker di sana karena ingin silaturahim dengan kiai-kiai sepuh Kabupaten Semarang. Kalau soal pilpres, kita wait and see saja," kata Hanik.

Pertengahan Mei lalu, Jokowi pernah mengunjungi pesantren yang cukup berpengaruh di Kabupaten Semarang dan Salatiga. Dalam pertemuan itu, KH Ridwan memberikan wejangan kepada Jokowi agar istikamah menjaga sifat sederhanannya.

Menyikapi perbedaan pandangan politik sejumlah elite NU terhadap pilihan calon presiden, Hanik berpendapat hal itu hanyalah dinamika kedewasaan berpolitik di kalangan Nahdliyin yang tidak perlu diperdebatkan lagi.

"Kami melihat itu bukan polarisasi. Kami tidak apriori terhadap para elite NU, karena saya yakin mereka tetap menjaga soliditas organisasi. Kalau kami, yang terpenting adalah bagaimana mengutamakan kemaslahatan umat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com