Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meriam-meriam Benteng Marlborough "Mandi Air Jeruk"

Kompas.com - 21/05/2014, 14:56 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Sebanyak delapan meriam peninggalan Inggris di Benteng Marlborough, Kota Bengkulu diperiksa oleh tim Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi (BPCBJ), Rabu (21/5/2014).

Pemeriksaan dilakukan menggunakan larutan kimia dan alami untuk menghindari keropos akibat dimakan usia dan cuaca. 

"Terlebih dahulu dilakukan identifikasi terhadap meriam,” kata Koordinator Pemeliharaan BPCBJ, Sri Mulyati.

Identifikasi dilakukan untuk mengetahui tingkat korosi, penyakit meriam dan lainnya yang menyebabkan meriam menjadi keropos dan rusak akibat faktor cuaca dan terpaan air garam. Sebab, benteng tersebut berada di tepi pantai.

Usai identifikasi, delapan meriam itu dicuci dengan jeruk nipis, kristal lilis, larutan teh serta bahan kimia paraloit dan tanin. "Hasil indentifikasi akan diketahui tingkat korosi meriam tersebut. Ini bertujuan agar meriam tersebut awet," papar Sri Mulyati.

Konservasi ringan dan identifikasi meriam, melibatkan peserta bimbingan teknis konservasi cagar budaya dari empat provinsi, yakni Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Bangka Belitung. Sementara, pemateri berasal dari Kantor BPCBJ Jambi, instruktur, dari Balai Konservasi Borobudur.

Banteng Marlborough adalah benteng peninggalan Inggris di kota Bengkulu. Nama benteng ini menggunakan nama seorang bangsawan dan pahlawan Inggris, yaitu John Churchil, Duke of Marlborough I. Benteng ini tergolong terbesar di kawasan Asia. Dibangun pada tahun 1685 hingga 1825.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com