Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajar Penutupan Dolly Ditolak, Soekarwo Beri Pesan untuk Risma

Kompas.com - 20/05/2014, 14:30 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com — Gubernur Jawa Timur Soekarwo menganggap wajar adanya aksi penolakan atas rencana penutupan lokalisasi pelacuran Dolly di Surabaya.

Terkait kondisi itu, Soekarwo meminta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini lebih intensif melakukan pendekatan dan penyadaran kepada pekerja Dolly untuk meminimalisasi aksi penolakan.

"Di semua daerah, setiap kali ada penolakan, selalu ada yang mendukung dan menentang. Semua bisa selesai dengan pemerintah membuka komunikasi yang lebih intensif dengan warga sekitar," kata Soekarwo, Selasa (20/5/2014).

Selain itu, semua pihak, termasuk Forpimda Pemkot Surabaya, diminta memberi usulan dan sumbang saran bagaimana cara terbaik melakukan penutupan kompleks pelacuran itu.

Diakui Soekarwo, kendala yang besar dari penutupan lokalisasi pelacuran yang konon pernah menjadi terbesar se-Asia Tenggara itu bukan pada para PSK dan mucikari. Namun, banyak warga masyarakat di sekitar area itu yang selama ini hidup bergantung dari keberadaan bisnis prostitusi.

"Sekarang tinggal bagaimana hari depan mereka. Mereka tentunya memerlukan jaminan agar, usai ditutup, mereka juga dapat hidup, bahkan kalau bisa menjadi lebih baik," ujar Soekarwo.

Dia mengaku tidak bisa melakukan intervensi terhadap kebijakan kabupaten/kota. Pemprov, kata Soekarwo, hanya bisa mendukung karena kebijakan Pemkot Surabaya itu dianggap baik. "Pemkot niatnya baik, makanya Pemprov Jatim mendukung penuh penutupan Dolly," kata Ketua DPD Partai Demokrat Jatim ini.

Seperti diberitakan, sebulan menjelang penutupan, elemen pekerja Dolly, yang didukung elemen buruh, melakukan gerakan menolak penutupan. Senin (19/5/2014), mereka menyerbu kantor Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, dan memaksa lurah dan camatnya untuk menandatangani sikap penolakan penutupan lokalisasi pelacuran Dolly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com