Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Doa dan Harapan akan Mukjizat...

Kompas.com - 12/03/2014, 08:19 WIB

Oleh: Aufrida Wismi Warastri 

KOMPAS.com - Tiga hari sudah pesawat Boeing 777-200ER dengan nomor penerbangan MH370 milik Malaysia Airlines hilang. Belum adanya kabar keberadaan pesawat itu membuat banyak keluarga gundah dan bertanya-tanya di manakah anggota keluarga mereka?

”Tak bisa tidur kami,” tutur Lasmaria Siregar (29), kakak kandung Firman Chandra Siregar (26), penumpang MH370, di kediaman keluarga Siregar di Medan, Sumatera Utara, Selasa (11/3/2014) kemarin.

Hari itu ia baru bisa tidur pukul 02.30 dan bangun pukul 06.00. Beberapa hari sebelumnya tidurnya lebih sedikit lagi. Matanya sembap.

Ibunya, Herlina Panjaitan (59), dan ayahnya, Chrisman Siregar (63), tampak lebih tabah ketimbang hari sebelumnya. Mata mereka juga sembap.

Kerabat dan sahabat berdatangan memberikan kekuatan kepada keluarga itu, tetapi jumlahnya sudah berkurang dibandingkan dengan hari sebelumnya. ”Banyak doa dari banyak orang sehingga kami kuat,” tutur Lasmaria yang biasa dipanggil Lala.

Lala mendampingi orangtuanya saat situasi keluarga terombang-ambing, tak tahu nasib anak bungsu mereka. Ia memutuskan cuti kerja setelah mengetahui adiknya ada dalam penerbangan MH370. Ia terbang dari Kupang ke Medan.

Abang tertuanya, Leonard Siregar (35), terbang dari Medan ke Kuala Lumpur menggantikan Herlina, yang saat pesawat dinyatakan hilang berada di Kuala Lumpur.

Kakaknya, Christine Siregar (33), yang bertugas di Meksiko, pun bergabung ke Kuala Lumpur bersama keluarganya. ”Mereka tinggal di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur karena Christine pegawai Kementerian Luar Negeri,” ujarnya.

Herlina berada di Kuala Lumpur bersama menantunya untuk mengantarkan dokumen milik Firman yang tertinggal. Ia melepas keberangkatan anaknya itu dari lantai 9 Hotel Renaissance, Kuala Lumpur, untuk berangkat ke Bandara Kuala Lumpur menuju Beijing. Perusahaan minyak Schlumberger, tempat Firman bekerja, menempatkan dia di Beijing.

Herlina gundah saat membaca pesan singkat dari anak keduanya, Christine, yang bekerja di KBRI di Meksiko, beberapa jam kemudian. Christine mengabarkan bahwa pesawat Malaysia Airlines (MAS) tujuan Beijing hilang. Ia menanyakan adiknya.

Herlina mencari tahu ke manajemen Schlumberger, lalu ke Bandara Kuala Lumpur, dan menemukan nama anaknya ada dalam daftar penumpang. Tubuhnya lemas. Namun, awak MAS terus menenangkan Herlina.

”MAS memanggil pramugari yang sudah pensiun untuk menenangkan keluarga penumpang,” kata Lala.

Sang pramugari menenangkan Herlina dengan mengatakan bahwa dia mengenal pilot dan sering melakukan penerbangan bersama. Pilot pesawat adalah orang yang gigih dan dia yakin pilot akan bekerja keras untuk menyelamatkan semua penumpang.

”Mama bisa tenang mendengar perkataan pramugari itu,” tutur Lala.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com