Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Purwakarta Belajar Penataan Taman ke Ridwan Kamil

Kompas.com - 19/02/2014, 15:29 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com - Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi mengunjungi kantor dinas Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, Rabu (19/2/2014).

Dalam kunjungannya, Dedi menyampaikan beberapa poin kerja sama dengan Wali Kota Bandung. Dedi mengatakan, poin-poin kerja sama antara Kota Bandung dan Purwakarta adalah menyangkut pembangunan arsitektur, penataan taman, kebijakan-kebijakan di dunia pendidikan, pelayanan masyarakat dan kebersihan, yang didasarkan pada kebudayaan Sunda.

"Pembangunan ini adalah salah satu langkah membangun daerah berdasarkan spirit masa lalu tapi dengan nilai kekinian. Sehingga kesundaan itu bukan hanya menjadi wacana pembicaraan di kaum seniman Jawa Barat saja, tapi harus jadi spirit pembangunan," kata Dedi saat ditemui di Balai Kota Bandung, Rabu pagi.

Lebih lanjut Dedi menjelaskan, melalui kerja sama dengan kota Bandung, Dedi berharap ke depan Kabupaten Purwakarta memiliki ciri khas tersendiri. Selain itu, dia juga berharap kota-kota lain di Jawa Barat juga bisa mengikuti langkah Kabupaten Purwakarta dalam melestarikan budaya Sunda, tidak hanya dalam bentuk kesenian saja.

"Harapan kita adalah setiap kota kabupaten memiliki identitas karakter kesundaan bukan hanya pada kesenian, tetapi itu mewarnai seluruh dimensi. Sehingga nanti kalau pemikiran kabupaten kota sudah sama, Jawa Barat menjadi provinsi yang memiliki identitas," ujarnya.

Di tempat yang sama, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Emil mengatakan, salah satu bentuk kerja sama di bidang kebudayaan dengan Kabupaten Purwakarta adalah membuat musyawarah masyarakat adat seluruh Indonesia di gedung Merdeka.

"Tanggal 11 Maret Kota Bandung dan Purwakarta akan mengadakan join program dengan menyelenggarakan musyawarah masyarakat adat seluruh Indonesia. Kebudayaan ini harus menjadi dasar pembangunan," ucap Emil.

Emil menambahkan, hasil musyawarah tersebut nantinya akan diajukan kepada Presiden Indonesia yang baru. "Terkait ini tahun politik, jadi hasil dari kesimpulan dan rekomendasi masyarakat adat mungkin akan menjadi perhatian bagi presiden yang akan mengemban tugas di masa depan," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com