"Masker tidak ada. Selimut ada tapi sedikit, hanya untuk beberapa orang saja," ujar Paimo, warga Desa Tegalrejo Kecamatan Ngancar, yang mengungsi di pos pengungsian SD Negeri Janti dan Balai Desa Janti, Sabtu (15/2/2014).
Petugas Koordinator Pengungsian Nur Rokhman mengatakan, hanya ada 250 lembar masker dan 15 lembar selimut, serta 10 lembar sarung di pengungsian tersebut. Padahal, terdapat 462 orang warga yang mengungsi di sana.
Ia mengatakan, bukan hanya masker dan selimut, warga juga belum mendapat bantuan makanan, minuman dan obat-obatan dari pemerintah. Menurutnya, logistik yang ada saat ini didapat dari warga sekitar dan relawan.
"Sejak meletus besar itu (Kamis, 13/2/2013), kami sudah sosialisasikan kebutuhan pengungsian lewat Twitter dan Facebook," kata Nur, yang sehari-hari bertugas sebagai petugas penyuluh pertanian di Kecamatan Wates.
Ia mengatakan, bersama beberapa relawan telah menyampaikan kebutuhan warga pengungsi kepada pihak kecamatan. "Tapi mungkin namanya birokrasi, jadi agak berbelit mekanismenya," kata Nur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.