Otoritas setempat memberi waktu hingga dua bulan ke depan untuk merundingkan nilai ganti rugi yang disepakati kedua belah pihak. Jika gagal, maka kemungkinan besar nasib Satinah akan berakhir di tangan algojo pada sekitar 3 April 2014.
Di luar upaya itu, keluarga Sakinah juga melakukan ikhtiar lainnya seperti menulis surat pribadi kepada keluarga ahli waris korban. Surat itu ditulis Nur Afriana (20), anak Satinah dan dibawa terbang langsung ke Arab Saudi beberapa hari lalu.
"Surat itu ditulis dalam bahasa Indonesia dan diserahkan melalui KBRI tanggal 7 Februari lalu," kata Paeri, kakak Satinah, Kamis (13/2/2014) siang.
Paeri menuturkan, surat itu berisi curahan hati Nur Afiana yang sangat merindukan ibunya. Pihaknya berharap, keluarga bekas majikan Satinah bisa luluh hatinya dan menerima diat yang sudah ditawarkan pemerintah.
"Dia cerita soal masa kecilnya yang tidak pernah merasakan kehangatan ayah ibunya karena mereka harus merantau. Semoga dengan surat itu Gusti Allah membukakan hati keluarga Nura Al Gharib agar bisa menerima tawaran diat yang sudah disiapkan pemerintah," jelas Paeri.
Keluarga Satinah terutama Nur Afiana, sangat menungu-nunggu balasan surat dari keluarga bekas majikan Satinah. Sejauh ini, Kompas.com belum berhasil bertemu Nur Afiana untuk menanyakan soal surat itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.