Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Jatim: Rumor Risma Mundur Diembuskan Pejabat Nakal

Kompas.com - 13/02/2014, 14:26 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) membantah rencana pengunduran diri Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani. Ketua DPD PDI-P Jawa Timur Sirmadji Tjondro Pragolo mengatakan, isu mundurnya Risma diembuskan oleh sejumlah pejabat dan pengusaha nakal di Surabaya.

"Itu rumor saja. Saya enggak paham dari mana ini asalnya. Ini ulahnya pejabat nakal dan pengusaha-pengusaha yang sudah jadi rahasia umum itu," kata Sirmadji saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (13/2/2014).

Sirmadji mengatakan, isu tersebut sudah mulai terasa sejak upaya pemakzulan Risma pada akhir tahun 2013 terkait penertiban reklame dan penaikan tarif reklame. Menurut Sirmadji, akibat sikap Risma yang tidak pandang bulu, banyak pihak yang tidak puas. "Itu kan lahan basah, jadi banyak yang tidak suka. Dari situ, Risma mulai dimakzulkan, tapi akhirnya gagal," ucap Sirmadji.

Setelah kasus reklame meredup, Risma kembali digoyang dengan isu pembangunan jalan tol tengah Surabaya. Risma dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo berbeda pendapat tentang pembangunan itu. Alhasil, hingga kini Rancangan Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kota Surabaya belum juga disahkan.

Sirmadji juga membantah hubungan tidak harmonis antara Risma dan Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana. Menurutnya, hubungan kedua pejabat itu masih harmonis dan menjalankan tugas-tugasnya sebagai kepala daerah. "Kalau secara konstitusional tidak masalah. Saya tidak tahu kalau ada ngotot-ngototan," katanya.

Sirmadji meminta agar Risma tak terjerumus dalam polemik politik yang menggoyang posisinya di pemerintah Kota Surabaya. Risma diminta fokus bekerja membenahi Kota Pahlawan itu. Menurut Sirmadji, PDI-P akan terus mendukung Risma selama masa pemerintahannya.

Hubungan yang tidak harmonis berembus di kalangan pemerintahan Kota Surabaya. Risma dikabarkan tidak cocok dengan wakilnya yang baru dilantik, Wisnu Sakti Buana. Risma pun sempat mempertanyakan soal keabsahan pelantikan Wisnu menjadi wakilnya.

Wisnu yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua DPRD Surabaya itu menggantikan posisi Bambang Dwi Hartono, yang mundur untuk maju pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur pada 2013. Wisnu dipilih dalam forum paripurna anggota DPRD Surabaya yang sempat alot karena tarik ulur kepentingan politik di internal DPRD Surabaya, November tahun lalu. Setelah pelantikan Wisnu, Risma sempat tak memperlihatkan diri di kantor pemkot Surabaya.

Kegamangan Risma

Dalam wawancara program "Mata Najwa" di MetroTV, Rabu (12/2/2014) malam, Risma tidak menjawab secara tegas atas pertanyaan tentang isu mundurnya tersebut. Melalui ekspresi wajahnya, ia tampak menghadapi tekanan terkait tanggung jawabnya sebagai Wali Kota. Risma sempat menangis saat bertutur tentang kisah anak-anak yang menjadi pekerja seks komersial di kawasan Dolly, Surabaya. Sambil terisak, Risma tak kuasa menjawab pertanyaan Najwa Shihab tentang apa yang terjadi dengan remaja perempuan yang ia jumpai di sana. "Saya tidak tega," katanya terbata. Air matanya menetes.

Risma kembali tak menjawab secara lugas ketika Najwa kembali melontarkan pertanyaan mengapa Risma punya keinginan mundur dari jabatannya. Ia hanya terdiam. Wajahnya terlihat murung. Ia bahkan tak berani berjanji untuk mengurungkan niatnya mundur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com