Bahan-bahan makanan yang jumlahnya puluhan ton itu menumpuk di pinggir Pelabuhan Kalianget. Setiap hari bahan-bahan makanan itu kepanasan dan kehujanan.
Suyanto, distributor makanan asal Pulau Kangean, menuturkan, akibat makanan yang membusuk, pihaknya mengalami kerugian hingga jutaan rupiah. Sejumlah jenis makanan yang sudah membusuk di antaranya buah-buahan, palawija, dan sayuran. Bahkan jenis makanan tersebut sudah busuk seminggu yang lalu.
"Kalau seperti beras, minyak goreng, telur, dan lainnya masih bisa diselamatkan. Tapi kalau setiap hari terkena hujan dan panas, akhirnya busuk," kata Suyanto, Senin (3/2/2014).
Untuk jenis makanan kering, Suyanto belum memeriksanya kaena ditutup terpal plastik. Namun, ia yakin beras akan rusak karena sering terkena air hujan dan kepanasan.
Kapal-kapal besar pengangkut barang dan jasa penumpang untuk tujuan Pulau Kangean, Pulau Sepudi, dan Pulau Raas belum ada yang berani berlayar karena ombak tinggi mencapai lima meter di perairan Kabupaten Sumenep. Kapal-kapal besar yang enggan berlayar di antaranya kapal Asia Satu untuk tujuan Kalianget–Masalembu dan kapal Dharma Bahari Sumekar (DBS I) yang melayani trayek Kalianget- Kangean.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Syahbandar Kalianget, tinggi ombak di perairan Sumenep di atas empat meter dan tidak aman untuk pelayaran. "Izin pelayaran sementara ditutup dulu sampai cuaca kembali normal. Seluruh operator kapal sudah kami minta untuk menunda jadwal pelayaran demi keselamatan kapal, muatannya, serta penumpangnya," kata Bambang Atu, Kepala Syahbandar Kalianget.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.