Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahar Dingin Merapi Hanyutkan Empat Truk Penambang

Kompas.com - 13/01/2014, 18:40 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com - Empat truk penambang pasir hanyut diterjang banjir lahar dingin Gunung Merapi di Sungai Pabelan, Desa Bakalan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Senin (13/1/2014) sore.

Dari keterangan yang dihimpun, semua truk itu akan digunakan untuk mengangkut pasir sebelum diterjang banjir lahar dingin. Keempat truk itu berada di satu lokasi yang sama.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu namun hampir semua badan truk mengalami kerusakan cukup parah karena terseret arus banjir yang cukup kuat hingga membentur bebatuan dan terpimpa material pasir.

"Banjir datang sangat cepat, kami tidak bisa menghindar menyelamatkan truk," kisah Muhfid, salah satu sopir truk.

Sementara itu menurut Hendri, seorang relawan dari Guruh Merapi, banjir yang pertama kali terjadi tahun 2014 itu diperkirakan merupakan banjir lokal sebab di puncak Gunung Merapi hanya terjadi gerimis.

"Banjir lahar kali ini berasal dari Kali Tringsing. Sementara hulu Sungai Pabelan yang lainnya yakni Sungai Apu, Senowo diketahui masih normal. Dari hulu Sungai Tringsing sendiri air yang datang hanya kisaran 10 menit sampai ke Sungai Pabelan," jelas Hendri.

Seperti diketahui, di sekitar lokasi tersebut memang kerap menjadi lokasi penambangan material pasir dan batu Merapi menggunakan alat berat. Setidaknya ada tiga alat berat yang saat itu sedang beroperasi di kawasan itu.

Dikonfimasi terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Joko Sudibyo mengatakan bahwa ancaman banjir lahar dingin di kawasan itu masih cukup tinggi utamanya di musim penghujan ini.

"Banjir kali ini baru berasal dari sungai lokal belum dari puncak Merapi. Artinya akan lebih bahaya lagi," kata Joko.

Pihaknya menyayangkan, sejauh ini masih banyak penambang yang tidak segera mengindakan peringatan bahaya banjir lahar dingin meski sudah diingatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com