Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Jalan Kaki, Bocah Yadal Alami Kekerasan Fisik di Rumah

Kompas.com - 10/01/2014, 15:15 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com — Yadal, bocah berumur 12 tahun asal Polewali Mandar, yang selama satahun terakhir berjalan kaki demi mendapatkan orangtua asuh agar bisa terus bersekolah, mengaku kerap mengalami kekerasan fisik di rumahnya.

Sebelumnya, bocah asal Dusun Matangnga ini ditemukan tengah terlunta-lunta lalu diselamatkan warga. Setelah itu, ia diantarkan ke kantor polisi setempat, Rabu lalu.

Hari ini, Jumat (10/1/2014), anak laki-laki yang nekat meninggalkan keluarganya itu diantarkan ke kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja di Jalan Andi Depu, Polewali. Sebelumnya, Yadal yang menjalani sesi konseling di Dinas Sosial mengaku ingin bertemu Bupati Andi Ibrahim Masdar.

Sejumlah petugas Dinsos yang menyambut Yadal semula terlihat tak percaya jika anak ke-8 dari 10 bersaudara ini benar-benar telah berjalan kaki dari kampung ke kampung selama setahun terakhir.

Kekerasan fisik
Pengakuan yang mengejutkan pun terkuak dalam sesi konseling itu. Yadal mengaku kerap mengalami kekerasan fisik saat tinggal bersama dengan ayahnya. Karena kondisi itulah, meski hanya berbekal akta kelahiran dan salinan kartu keluarga, dia pun pergi. 

Kesaksian ini diungkapkan Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Polewali Mandar Arfa Atco yang melakukan konseling bersama Yadal. Arfa mengatakan, dari konseling itu terungkap bahwa kekerasan yang dialami membuat Yadal semakin ingin kabur dari rumah.

“Anak ini juga sebetulnya korban kekerasan di keluarga dan lingkungannya. Mungkin itu yang membuat ia nekat meninggalkan ayah dan kampung halamannya. Tapi, keinginannya bersekolah cukup tinggi," ujar Arfa.

Seperti diberitakan sebelumnya, orangtua Yadal, Dilang dan Ana, sudah lama bercerai. Ana kini tinggal bersama suami barunya di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. Sementara Yadal bersama kakak dan adiknya tinggal tercerai-berai.

Camat Matangnga, Muhammad Dinar, yang mendatangi kantor Dinas Sosial, mengatakan, untuk sementara waktu, Yadal dititipkan di Dinas Sosial sebelum dikirim di panti asuhan.

Agar bisa bersekolah di Polewali Mandar, surat izin Yadal akan diurus di sekolah terakhir tempatnya bersekolah. Selain itu, Dinas Sosial dan pemerintah setempat juga akan minta persetujuan kepada orangtua Yadal agar anaknya bisa bersekolah di Polewali.

Meski belum sempat bertemu Bupati, Yadal tetap saja menurut saat diminta petugas untuk ditampung sementara di salah satu panti asuhan sambil menunggu seluruh dokumen kepindahan dan persetujuan orangtua rampung.

***

Baca Juga: Setahun, Bocah Ini Jalan Kaki Berharap Dapat Orangtua Angkat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com