Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Tahun Dibiarkan Rusak, Jalan Ditanami Pohon Pisang

Kompas.com - 06/01/2014, 18:59 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis


PAMEKASAN, KOMPAS.com - Ratusan warga dari Desa Pasanggher dan Desa Palek Sanggher, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan, Senin (6/1/2014), ramai-ramai menanam pohon pisang di jalan yang menghubungkan dua desa tersebut dengan kecamatan.

Aksi itu dilakukan sebagai bentuk kekesalan warga terhadap Pemerintah Kabupaten Pamekasan yang tak kunjung memperbaiki jalan rusak tersebut.

Abdussaka, salah satu guru SD di Desa Pasanggher, mengatakan, emosi warga sudah tidak bisa dibendung lagi untuk menutup jalan dengan pohon pisang dan menggali jurang di pintu masuk jalan tersebut. Pasalnya, jalan tersebut sembilan tahun dibiarkan rusak.

"Rekan-rekan guru kalau mengajar ke daerah ini sering terjatuh karena licin. Selain itu, warga juga sering kecelakaan karena rusaknya jalan ini," kata Abdussaka.  

Muhammad Helmi, warga Desa Pasanggher, menambahkan, jalan itu sudah sering diukur dan akan diperbaiki. Namun, sampai sembilan tahun tidak pernah ada pengaspalan hingga batunya mengelupas dan berubah menjadi lumpur semua.  

Menurut Helmi, akhir Desember lalu daerahnya dikunjungi Bupati, Wakil Bupati, Ketua DPRD, dan seluruh pejabat Pamekasan, datang ke Desa Palek Sanggher. Bahkan, mereka sampai bermalam bersama warga dan berjanji akan memperbaiki jalan desa. Namun kenyataannya, janji itu tidak pernah dipenuhi.

"Bupatinya orang Pegantenan, ketua dewannya orang Pegantenan, dan anggota DPRD dari Pegantenan banyak. Tetapi, mata mereka tertutup melihat jalan rusak seperti ini," ungkapnya penuh emosi.

Aksi ini tanpa diikuti oleh aparat dari dua desa tersebut. Warga meminta agar jalan tersebut secepatnya diperbaiki sebelum ada korban tewas karena terjatuh. Warga mengancam, jika jalan itu tidak cepat diperbaiki, maka rakyat dua desa itu akan bersama-sama berunjuk rasa ke Bupati Pamekasan.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, jalan sepanjang 1,5 kilometer itu dalam sekejap sudah dipenuhi pohon pisang. Agar jalan itu tidak dilewati warga lagi, di persimpangan jalan masuk dibuatkan parit. Warga terpaksa memutar ke jalan lain yang jaraknya mencapai tiga kilometer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com