Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Tempat Latihan Teroris, Ini Jawaban Ponpes Nurussalam

Kompas.com - 02/01/2014, 16:27 WIB
Kontributor Ciamis, Irwan Nugraha

Penulis


CIAMIS, KOMPAS.com — Pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Nurussalam di Kampung Cintaharja, Desa Kujang, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, membantah pernyataan polisi yang bahwa pesantren tersebut adalah lokasi latihan perakitan bom oleh terduga teroris bernama Anton, yang ditangkap di Banyumas, Selasa (31/12/2013) lalu. Pihak pesantren merasa dirugikan karena nama baiknya secara tak langsung telah dicemarkan.

Wakil Pimpinan Ponpes Nurussalam, Maksum Abdurohman, menyatakan, pernyataan kepolisian dinilai tak berdasarkan fakta dan bukti. Selama ini, pesantrennya hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan Islam di wilayah Ciamis. Pesantren ini mengajarkan pendidikan keagamaan dan formal sesuai kurikulum Kementerian Agama.

"Di sini itu tempat lembaga pendidikan agama formal dan terbuka untuk umum. Lihat saja oleh semua rekan, bangunan di sini enggak ada yang tertutup, semua orang bisa keluar masuk pesantren ini. Bagaimana dikatakan sebagai lokasi pelatihan perakitan bom, pagar dan satpam pun kami tidak ada," jelas Maksum saat ditemui di lokasi pesantren, Kamis (2/1/2014).

Maksum mengaku, pesantrennya memang selalu disebut-sebut terlibat setiap ada kegiatan aksi teroris. Bahkan, ada beberapa orang aparat yang selalu datang dan meminta data pesantren. Pihaknya pun langsung memberikan dan mengundang mereka untuk masuk ke pesantren untuk mendapatkan penjelasan.

"Kami disebut ada keterlibatan sudah biasa. Ada aparat yang selalu datang ke pesantren. Kami pun terbuka dan memberikan data yang mereka tanyakan di tempat ini. Kita lihat saja nanti kebenarannya bagaimana," kata Maksum.

Pihak pesantren pun tak mengakui pernah memiliki santri bernama Anton asal Banyumas, terduga teroris yang ditangkap polisi beberapa hari lalu. Namun, Maksum mengaku kalau ada santrinya yang berasal dari Cilacap.

"Di sini santri ada 400 orang yang berasal dari seluruh provinsi di Indonesia. Kami tak pernah memiliki santri yang asalnya dari Banyumas bernama Anton. Kalau asal Cilacap, kami punya," tambah Maksum.

Meski pihak kepolisian mengatakan terduga teroris Banyumas pernah menimba ilmu di Pesantren Nurussalam, Tasikmalaya, Maksum meyakini kalau tujuannya adalah ke pesantren yang dikelolanya. Soalnya, di daerah Tasikmalaya tidak ada pesantren bernama Nurussalam.

"Lihat saja banyak polisi yang salah tangkap terduga teroris di Tasikmalaya. Bahkan, ada seorang yang diduga jaringan ditangkap di Tasikmalaya, tapi keterangan polisi menyebut lokasi penangkapan di Semarang. Itu kan sudah semena-mena memberikan keterangan," ungkap Maksum.

Diberitakan sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan, seorang terduga teroris bernama Anton telah ditangkap di sebuah warnet di Banyumas, Jawa Tengah, Selasa kemarin. Polisi menyebut tersangka ini terlibat dalam beberapa aksi teroris, termasuk penembakan polisi di Polsek Pondok Aren, Tangerang, beberapa bulan lalu.

Rikwanto pun menyebut terduga teroris ini pernah belajar perakitan bom di Ponpes Nurussalam, Tasikmalaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com