Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sungai Meluap Jadi Berkah Tersendiri bagi Warga di Polewali

Kompas.com - 27/12/2013, 13:57 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis


POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com — Hujan deras yang menyebabkan sejumlah sungai di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, meluap tak membuat warga setempat cemas, apalagi panik. Sungai meluap justru mendatangkan berkah tersendiri bagi mereka.

Di Kecamatan Mapilli, Polewali Mandar, misalnya, sungai meluap justru menjadi ajang bagi warga untuk memburu barang-barang bernilai ekonomi, seperti patahan kayu dan pohon, kelapa, serta pisang. Meski harus menyabung nyawa menantang derasnya arus sungai, mereka tak peduli. Yang penting bisa mengumpulkan barang apa saja, entah untuk dinikmati sendiri atau dijual.

Perburuan barang-barang bernilai ekonomis di tengah sungai bukannya tak berisiko. Sejumlah warga pernah terseret arus karena kelelahan di tengah sungai. Namun, mereka segera bisa diselamatkan oleh sejumlah warga yang pandai berenang.

Memang tak semua warga berani menantang arus deras. Sebagian ada yang memilih menggunakan tombak panjang untuk memungut barang-barang yang dianggap bernilai. Setiap benda atau barang apa saja yang terbawa arus di sepanjang muara sungai langsung ditombak dan ditarik ke daratan.

Khaidir, salah satu pemburu barang bernilai di Mapilli, Polewali Mandar, mengaku hanya dalam beberapa menit, ia sudah mengumpulkan sejumlah barang, seperti kelapa, pepaya, mangga, pisang, dan kayu-kayuan. Barang-barang tersebut bisa dijual kepada warga yang membutuhkan.

"Ini sudah turun-temurun. Setiap kali hujan dan sungai meluap, warga di sekitarnya selalu berlomba mendapatkan barang-barang apa saja yang hanyut terseret sungai," ujarnya, Jumat (27/12/2013).

Menurut Khaidir, tradisi berburu barang di saat sungai meluap bukan hanya dilakukan orang dewasa, melainkan juga anak-anak. Umumnya, barang yang dipungut lalu dikumpulkan, seperti pisang, kelapa, pepaya, dan mangga. Buah-buahan, biasanya, mereka makan sendiri. Adapun kayu-kayuan dijual untuk bahan bangunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com