Menurut saksi mata, saat itu sekitar pukul 15.30 Wita, Tarman sedang duduk di bawah pohon bambu sambil bercanda melepas lelah karena seharian bekerja membongkar muatan di truk kontainer.
“Kami tidak menyangka sama sekali jika Tarman harus meninggal mendadak seperti ini. Padahal, sebelum peristiwa terjadi, saya dengan teman lainnya sementara menunggu muatan truk berikutnya. Tiba-tiba ia jatuh dan langsung keluar busa dari mulutnya,” tutur salah satu saksi, Arfan, yang juga merupakan rekan Tarman.
Rekan Tarman lainnya, Anang Thalib, mengatakan, saat Tarman terjatuh dan tak sadarkan diri, ia mengira temannya itu hanya main-main. Namun, ketika mulutnya keluar busa, kontan saja suasana menjadi panik.
“Melihat kondisi seperti itu, saya langsung menyuruh Ikel mencari air untuk memberinya minum. Tapi berselang beberapa waktu, napas korban mulai tersengal-sengal dan akhirnya mengembuskan napas terakhir,” jelas Anang.
Sementara itu, Ikel yang juga rekan kerja Tarman menjelaskan, sebelum peristiwa itu terjadi, pagi harinya mereka sudah membongkar muatan kontainer di SMA Lokon Tomohon.
“Setelah selesai kerja, kami sempat singgah makan di sebuah rumah makan di Ring Road. Kami makan ikan mujair bakar. Masih ada satu truk kontainer lagi yang akan dibongkar muatannya. Selesai makan, saya bersama Tarman mengisi waktu dengan bercanda sebelum menurunkan barang. Tiba-tiba musibah ini terjadi,” ungkap Ikel.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Mapanget AKP Adrie Ratela mengatakan, pihaknya langsung membawa jasad Tarman ke rumah sakit seusai diidentifikasi. “Kami masih menunggu informasi keluarga korban yang berada di Gorontalo. Yang jelas, hasil olah TKP beserta pemeriksaan saksi, kami sementara berkesimpulan korban meninggal akibat kelelahan saat kerja,” tandas Ratela.