Aep menuturkan, bayi Ginan untuk pertama kalinya mengeluarkan suara tangisan yang cukup keras. Selama ini dia tidak bisa menangis lantaran mulutnya tersumpal kembarannya yang menempel dan keluar dari mulut.
"Pas ibunya datang, dia (bayi Ginan) nangis kencang sampai lama. Suaranya juga terdengar kencang sekali," kata Aep yang ditemui di ruang tunggu Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSHS Bandung, Jumat (27/9/2013).
Selain menangis, kata Aep, Ginan yang mulutnya masih mengeluarkan darah akibat luka operasi juga mencengkeram erat tangan Yani. "Seperti ada ikatan batin yang kuatlah, dokter juga bilang begitu. Istri saya juga langsung menangis," tuturnya.
Tak tega meninggalkan Ginan yang masih menangis, Yani pun tetap bertahan lebih kurang satu jam di dalam ruang NICU RSHS Bandung dan terus mengelus-elus bayinya hingga bayi itu berhenti menangis. "Nangisnya lama juga," ujarnya.
Ditemui terpisah, dokter spesialis bedah anak RSHS Bandung, Dicky Drajat, membenarkan bahwa bayi Ginan sudah menunjukkan kondisi membaik. Salah satu tandanya adalah menangis. Dicky menjelaskan, tangisan keras itu menunjukkan bahwa saluran pernapasan Ginan sudah berfungsi normal. "Ya, sudah menangis dan ada suaranya. Setiap anak dan ibu pasti ada ikatan batin," ujar Dicky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.