Sebelum memasuki kamar operasi pada pukul 10.30 WIB, kembar siam dengan satu atau mungkin dua tubuh tidak sempurna menempel di langit-langit mulut bayi Ginan telah menjalani CT scan.
Hasilnya, proses pemberian napas melalui alat bantu mekanik dengan cara memasukkan selang ke dalam mulut (intubasi) Ginan mungkin untuk dilakukan saat operasi.
"Jadi parasitnya menempel di langit-langit mulut kemudian nempel di lidah. Tidak sampai ke rongga dalam, sehingga bisa dilakukan intubasi atau pemasukan alat bernapasnya itu dari mulut," Kata Direktur Utama RSHS dr Bayu Wahyudi saat ditemui di ruang tunggu operasi bedah sentral.
Bayu memprediksi, waktu yang dibutuhkan untuk operasi pemisahan bayi parasit dari bayi normal tersebut hingga tiga jam. Bayu mengatakan, semua tindakan operasi kembar siam dipastikan sulit. "Kalau tidak ada kendala, kira-kira jam 13.00 WIB Selesai," ucapnya.
Seperti diberitakan, Ginan Septian Nugraha adalah putra ketiga dari pasangan Aep Supriatna (36) dan Yani Mulyani (33). Bayi Ginan terlahir dalam kondisi conjoined twin parasitic atau kembar siam parasit. Kondisi itu menyebabkan kembaran yang memiliki kondisi tubuh tidak sempurna keluar dari dalam mulut bayi yang sehat.
Sementara itu, Aep Supriatna, ayah bayi Ginan dipastikan tidak mampu membiayai operasi pemisahan lantaran hanya bekerja sebagai penjual es cincau keliling di Kampung Cikadu, Desa Ciroyom Hilir, Kecamatan Cipendeuy, Kabupaten Bandung Barat, dengan penghasilan satu hari tak lebih dari Rp 50.000.
---
Informasi penyaluran bantuan untuk Keluarga Ginan Septian Nugraha dapat menghubungi email: redaksikcm@kompas.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.