Kepala Lembaga Penelitian Universitas Bengkulu, Sarwit Sarwono MHum mengatakan, Unib C GTS 1 ini, berdasarkan beberapa riset seperti uji multilokasi, bisa bertahan dari serangan penyakit utama, yakni jamur colletotricum capsici dan gloeosporium sp. Jamur colletotricum capsici biasanya menyerang cabai yang sudah tua. Sedangkan gloeosporium sp menyerang ujung cabai baik muda maupun tua.
Sarwit menambahkan, cabai Unib C GTS I ini juga dapat hidup di tanah yang tidak subur dengan pengelolaan yang tidak banyak membutuhkan tenaga dan modal ekstra, seperti kebanyakan varietas cabai pada umumnya.
"Secara umum hasil potensi per hektar cabe ini mampu berproduksi hingga 6.69 ton tanpa pengelolaan yang ekstra modal dan tenaga," kata Sarwit. Jika varietas cabe ini dilepas, maka masyarakat dapat mengakses benih ini dan dapat diperbanyak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.