Pemotongan kerbau, menurut tata cara adat Mamasa, juga dimaksudkan sebagai penghormatan kepada leluhur dan tetamu yang hadir dalam upacara Rambu Solo, selain juga bertepatan dengan hari kemerdekaan RI.
Acara ini digelar oleh keluarga besar Eko Mulyadi Pualilin. Pesta makan daging kerbau dihadiri ribuan warga Mamasa, termasuk warga keturunan Mamasa yang ada di perantauan.
Acara ini digelar selama sepekan. Sebelum pemotongan, seluruh keluarga besar pemilik hajat berjalan dari rumah ke panggung kehormatan untuk menyaksikan proses pemotongan kerbau.
Deretan pertama diawali kaum wanita, mulai dari orangtua/dewasa, remaja, hingga anak-anak, diikuti kaum pria, mulai dari kalangan orang tua/dewasa, remaja, hingga anak-anak.
Ritual perjalanan dari rumah hajatan sambil memegang kain merah menuju panggung kehormatan juga merupakan simbol persatuan bagi keluarga besar alamarhum. Bagi warga Mamasa, ritual perjalanan keluarga besar mereka ke tempat upacara penyembelihan kerbau ini dipercaya juga disaksikan oleh leluhur mereka yang berada di surga.
Mereka bangga ketika melihat turunan keluarga besar mereka tetap kompak dan bersatu. "Arwah almarhum di surga gembira ketika menyaksikan turunan dan anak cucu mereka tetap kompak di dunia," ujar Eko Mulyadi Pualilin.
Tradisi pemotongan kerbau besar-besaran di Mamasa ini juga sudah menjadi salah satu obyek wisata budaya Mamasa yang selalu ramai dikunjungi warga, tak terkecuali wisatawan lokal dan asing yang tertarik dengan keunikan budaya Mamasa ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.