"Pantauan terhadap aktivitas merapi akan kita lakukan selama 24 jam," kata Kepala Seksi Gunung Merapi, BPTTKG, Sri Sumarti, Selasa (24/7/2013).
Menurut Sri, jika dalam hasil pemantauan aktivitas tergambar ada peningkatan signifikan, maka tidak menutup kemungkinan status Gunung Merapi akan dinaikkan. "Kalau memang aktivitas naik, akan dinaikkan. Kalau stabil atau turun, kita masih tetapkan statusnya aktif normal," tegas Sri.
Sri memaparkan, parameter yang dilihat untuk pertimbangan menaikkan atau menurunkan status dilihat dari visual, kegempaan, electronic distance measurement (EDM) tiltmeter, dan suhu kawah yang terlihat di kamera termal.
"Berdasarkan data aktivitas yang terekam itulah dasar pertimbangan kita," ujar Sri.
Sementara itu, petugas pengamatan Merapi di pos pantauan Kaliurang, Yulianto, mengatakan, berdasarkan data di Pos Pantauan Gunung Merapi Kaliurang tanggal 23 Juli, tercatat gempa vulkanik dangkal terjadi satu kali, multiphaste satu kali, guguran satu kali, dan gempa tektonik satu kali. "Terjadi guguran satu kali dengan durasi 30 menit," ucapnya.
Pada tanggal 24 Juli, lanjut Yulianto, hanya terjadi satu kali gempa tektonik. Secara keseluruhan terjadi penurunan aktivitas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.