Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sea Mengamuk, Tolak Pendirian SUTT

Kompas.com - 17/07/2013, 15:08 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis


MANADO, KOMPAS.com — Ratusan warga Desa Sea, Jaga 3, Kecamatan Pineleng, Minahasa, Sulawesi Utara, mengamuk di hadapan puluhan petugas kepolisian, Rabu (17/7/2013).

Mereka kesal dan menganggap polisi melindungi pihak PT PLN (persero) wilayah Suluttenggo, yang akan mendirikan menara saluran udara tegangan tinggi (SUTT) yang melintasi permukiman mereka.

"Ngoni polisi so jadi backing pa dorank PLN (Kalian petugas polisi sudah menjadi backing PLN)," teriak warga yang marah sambil mendesak aparat kepolisian yang melakukan penjagaan.

"Kami hanya meminta keadilan karena PLN membayar kompensasi tidak merata kepada kami. Ada rumah yang jauh dari tower, tetapi mendapat bayaran ratusan juta, tetapi kami yang tepat berada di bawah tower hanya mendapat Rp 10 juta," ujar Nova Lamongi, salah satu warga, dengan kesal.

Menurut Nova, PLN bertindak tidak adil. Pasalnya, dalam daftar nominatif permintaan dana kompensasi masyarakat, PLN mencantumkan dana Rp 10 juta untuk semua rumah warga yang dilewati menara SUTT. Tetapi, pada realisasinya, ada warga yang mendapat bayaran lebih besar.

Sambil memasang spanduk bertuliskan penolakan serta memasang karangan bunga dan menancapkan bendera Merah Putih di lokasi pendirian menara SUTT, warga meminta PLN membayarkan kerugian mereka sama rata.

"Jika PLN bertindak adil, kami tidak akan menolak. Kalau perlu, kami semua warga yang ada di sini ikut membantu PLN membangun tower itu. Ini masalah kompensasi belum diselesaikan, malah sudah membawa polisi dan tentara," tambah Nova.

Sikap keras penolakan warga tersebut membuat keadaan di Desa Sea menjadi ricuh. Polisi yang tersulut emosinya ikut menantang warga yang sedang marah. Hal ini membuat warga mengamuk dan menantang balik petugas.

Karena situasi yang tidak lagi kondusif, Kepala Polsek Pineleng AKP Arke Palundun meminta PLN untuk menunda pendirian menara SUTT tersebut dan berharap warga bisa berembuk lagi dengan pihak terkait. Satu mobil yang membawa peralatan untuk mendirikan menara pun dibawa pulang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com