Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Berkepala Dua Lahir di Cilacap

Kompas.com - 28/06/2013, 14:34 WIB
CILACAP, KOMPAS.com — Rumah Sakit Bersalin (RSB) Duta Mulya, Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menangani kelahiran bayi berkepala dua yang dilaporkan lahir dalam kondisi sehat.
     
"Bayi berjenis kelamin laki-laki ini merupakan anak kedua pasangan Bapak Usman (36) dan Ibu Munjiah (27), warga Desa Purwosari RT 01 RW 03, Kecamatan Wanareja, Cilacap," kata Direktur RSB Duta Mulya, dr Tatang Mulyana SpOG, kepada wartawan di Majenang, Cilacap, Kamis (27/6/2013).
     
Menurut Tatang, bayi tersebut lahir pada hari Rabu (26/6/2013) sekitar pukul 21.25 WIB melalui proses operasi caesar. Bayi itu dilahirkan dalam kondisi sehat dan memiliki panjang tubuh 46 sentimeter dengan berat badan 4.200 gram.
     
"Namun, bayi ini mempunyai kelainan yang dalam istilah medisnya disebut dicephalus parapagus on joined twins, yakni kembar mulai dari kepala sampai leher. Ini bukan kembar siam karena dia hanya memiliki satu organ dalam, termasuk kerongkongan serta kaki dan tangannya sepasang," ujar Tatang.
     
Kelainan ini, kata dia, diduga akibat faktor mutasi genetik karena saat janin berusia dua minggu terjadi proses pembelahan.
     
"Di saat proses pembelahan itu berlangsung, ada faktor eksternal karena mungkin si ibu mengonsumsi obat sehingga proses tersebut terhenti dan akhirnya membelah di kepala," kata dia menjelaskan.

Ia mengatakan bahwa kejadian ini sangat langka dengan perbandingan satu per 200.000 kelahiran.
     
Berdasarkan data, kata dia, kelahiran bayi berkepala dua ini merupakan yang ketiga kalinya di Indonesia karena sebelumnya pernah terjadi pada tahun 2009 dan 2012.
     
Terkait penanganan lebih lanjut terhadap bayi tersebut, Tatang mengatakan bahwa pihaknya akan merujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Sardjito Yogyakarta.
     
"Kami masih berkomunikasi dengan RSUP dr Sardjito," katanya.
     
Selain itu, kata dia, pihaknya akan mengupayakan agar bayi tersebut mendapat pelayanan Jaminan Persalinan (Jampersal) sehingga bisa memperoleh perawatan secara intensif karena orangtuanya termasuk keluarga tidak mampu.
     
Sementara itu, Usman, orangtua bayi, mengaku kebingungan atas kelahiran anak keduanya ini.
     
"Kalau mau dibawa ke RSUP dr Sardjito, bagaimana dengan biayanya. Saya hanya bekerja sebagai tukang kayu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com