Pemprov Maluku membentuk tim khusus penyelesaian konflik yang diketuai langsung Danrem 151 Binaya. Selain unsur Pemda Maluku dan Polda Maluku, tim ini juga beranggotakan sejumlah tokoh masyarakat dan akademisi yang dianggap punya kemampuan negosiasi.
Ketua tim mediasi penyelesaian bentrok Porto dan Haria, Kolonel Asep Kusnaidi, kepada wartawan di kantor Gubernur Maluku, Senin (25/6/2013), mengatakan, dalam penyelesaian bentrok warga di Desa Porto dan Haria, pihaknya bersama Polda Maluku serta pemerintah daerah akan menentukan sejumlah langkah, mulai dari pengamanan, peningkatan kesejahteraan masyarakat kedua desa, termasuk rehabilitasi.
“Kita sudah menyusun sejumlah langkah, mulai dari tahap satu, dua, hingga tahap tiga, termasuk rehabilitasi. Jadi pendekatan keamanan akan dilakukan. Pendekatan pembangunan kesejahteraan dan pendekatan keagamaan semuanya akan dilakukan,” ungkap Asep.
“Ini sesuai surat perintah yang diedarkan. Kebetulan yang ditunjuk oleh gubernur adalah saya sendiri sebagai ketua tim mediasi, kita akan menentukan sejumlah langkah yang berpatokan pada Undang-Undang Nomor 7 dan Inpres nomor 2,” katanya lagi.
Selain Desa Porto dan Haria, penanganan yang sama juga akan dilakukan di Desa Mamala dan Morela. Warga kedua desa itu juga kerap bentrok.
"Saat ini masih Desa Porto dan Haria dulu. Desa Mamala dan Morela juga dilakukan konsep yang sama karena berada dalam satu kabupaten yang sama,” kata Asep.
Selama ini, Asep mengakui pendekatan yang dilakukan dalam menyelesaikan konflik lebih pada keamanan, yakni mengamankan warga yang terlibat bentrok. Namun kini, pihaknya akan menambah pendekatan pembangunan kesadaran dan kesejahteraan masyarakat.
"Jadi tidak hanya mengamankan, tapi juga membangun kesadaran dan kesejahteraan masyarakat,” tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.