Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Mooring System” Terpasang di Raja Ampat, Pemprov Terapkan Retribusi

Kompas.com - 08/06/2024, 06:15 WIB
Baharudin Al Farisi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

SORONG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya bakal menerapkan retribusi setelah dua pelampung tambat labuh atau mooring system terpasang di kawasan konservasi perairan Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Papua Barat Daya Jhony Way mengatakan, biaya retribusi bakal dikelola oleh Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah (BLUD UPTD) Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Raja Ampat.

“Jadi, semua kapal yang (akan) tambat itu, kita akan atur dengan regulasi sehingga ada retribusi atau tarif kepada Pemerintah,” kata Jhony yang ditemui Pemprov Papua Barat Daya, Kamis (6/6/2024) lalu.

Jhony mengungkapkan, biaya retribusi tersebut salah satunya untuk masyarakat adat yang ada di Perairan Raja Ampat.

“Supaya, ya mereka ikut mengawasi. Kami Pemerintah tidak bisa kalau tidak melibatkan masyarakat setempat atau masyarakat asli,” ujar Jhony.

Baca juga: Mooring System Dipasang di Perairan Raja Ampat, Cegah Kerusakan Terumbu Karang

Meski begitu, aturan penerapan retribusi terhadap kapal pesiar dan pinisi bermuatan wisatawan dari mancanegara atau lokal ini masih dalam tahap diskusi.

Oleh karena itu, Jhony belum bisa mengungkapkan besaran retribusi tambat labuh.

Sementara itu, sebanyak dua pelampung tambat labuh akhirnya terpasang di kawasan konservasi perairan Raja Ampat, Papua Barat Daya, Jumat (7/6/2024) kemarin.

Dua titik mooring system seberat 430 kilogram itu tepatnya berada di perairan Friwen dan Mioskon untuk mencegah kerusakan terumbu karang dari jangkar kapal pinisi serta pesiar.

Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Papua Barat Daya Jhony Way saat ditemui Pemprov Papua Barat Daya, Kamis (6/6/2024). KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Papua Barat Daya Jhony Way saat ditemui Pemprov Papua Barat Daya, Kamis (6/6/2024).

Program bernama Raja Ampat Mooring System (RAMS) ini merupakan tambat labuh pertama di Indonesia yang dijadikan sebagai proyek percobaan selama enam bulan ke depan.

“Kami baru mulai dua (mooring system). Ini menandai langkah baru untuk perlindungan, pengamanan, dan pengelolaan ekosistem laut.”

Demikian kata Papua Program Director Konservasi Indonesia (KI) Roberth Mandosir di Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Dengan adanya mooring system, Roberth mengatakan, kapal pesiar atau pinisi tidak akan lagi menurunkan jangkar ke bawah laut yang di dalamnya terdapat terumbu karang.

“Pada saat kapal datang, dia tidak drop (jangkar) ke laut lagi. Tapi, tali kapal ditambatkan atau diikat pada mooring. Jadi, jangkar tidak akan turun,” ungkap Roberth.

Baca juga: Penelitian Baru, Ada Pola Pergerakan Pari Manta Karang di Raja Ampat

“Jadi, ini (mooring) yang membantu menjadi jangkar untuk menahan kapal. Itu sebabnya, supaya tidak terjadi kerusakan karang,” lanjut dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov Sumbar Salurkan 83 Hewan Kurban di 15 Titik Bencana

Pemprov Sumbar Salurkan 83 Hewan Kurban di 15 Titik Bencana

Regional
Sosok Danis Murib, Prajurit TNI yang 2 Bulan Tinggalkan Tugas lalu Gabung KKB

Sosok Danis Murib, Prajurit TNI yang 2 Bulan Tinggalkan Tugas lalu Gabung KKB

Regional
Bocah 13 Tahun Dicabuli Ayah Tiri hingga Hamil, Ibu Korban Tahu Perbuatan Pelaku

Bocah 13 Tahun Dicabuli Ayah Tiri hingga Hamil, Ibu Korban Tahu Perbuatan Pelaku

Regional
Takut Dimarahi, Seorang Pelajar Minta Tolong Damkar Ambilkan Rapor

Takut Dimarahi, Seorang Pelajar Minta Tolong Damkar Ambilkan Rapor

Regional
Cerita Tatik, Dua Dekade Jualan Gerabah Saat Grebeg Besar Demak

Cerita Tatik, Dua Dekade Jualan Gerabah Saat Grebeg Besar Demak

Regional
BNPB Pasang EWS dengan CCTV di Sungai Berhulu dari Gunung Marapi

BNPB Pasang EWS dengan CCTV di Sungai Berhulu dari Gunung Marapi

Regional
PPDB SMA/SMK Dibuka Malam Ini, Pj Gubernur Banten Ultimatum Tak Ada Titip Menitip Siswa

PPDB SMA/SMK Dibuka Malam Ini, Pj Gubernur Banten Ultimatum Tak Ada Titip Menitip Siswa

Regional
Kasus Ayah Bunuh Anak di Serang, Warga Lihat Pelaku Kabur Bawa Golok dengan Bercak Darah

Kasus Ayah Bunuh Anak di Serang, Warga Lihat Pelaku Kabur Bawa Golok dengan Bercak Darah

Regional
4 Orang Tewas Ditabrak Mobil Elf di Aceh Timur, Ini Kronologinya

4 Orang Tewas Ditabrak Mobil Elf di Aceh Timur, Ini Kronologinya

Regional
Pilkada Salatiga Rawan Politik Uang, Gerindra Sebut Elektabilitas Tinggi Tak Jaminan Terpilih

Pilkada Salatiga Rawan Politik Uang, Gerindra Sebut Elektabilitas Tinggi Tak Jaminan Terpilih

Regional
Sebelum Bunuh Anaknya, Pria di Serang Banten Sempat Minta Dibunuh

Sebelum Bunuh Anaknya, Pria di Serang Banten Sempat Minta Dibunuh

Regional
Berantas Judi Online, Ponsel Aparat di Polres Bengkulu Utara Diperiksa

Berantas Judi Online, Ponsel Aparat di Polres Bengkulu Utara Diperiksa

Regional
KAI Tanjungkarang Tutup Perlintasan Sebidang Liar di Martapura

KAI Tanjungkarang Tutup Perlintasan Sebidang Liar di Martapura

Regional
Ayah di Serang Bunuh Balitanya yang Tidur Pulas, Ada Sang Ibu dan Kakak di TKP

Ayah di Serang Bunuh Balitanya yang Tidur Pulas, Ada Sang Ibu dan Kakak di TKP

Regional
Butuh Uang untuk Judi Online, Remaja 14 Tahun Curi Sepeda Motor

Butuh Uang untuk Judi Online, Remaja 14 Tahun Curi Sepeda Motor

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com