Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Kompas.com - 24/04/2024, 19:35 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Penurunan muka tanah atau land subsidence yang terjadi di kawasan pantura Jawa Tengah seperti Kota Semarang, Pekalongan, dan Demak disebut lebih parah dari DKI Jakarta.

Pasalnya pantura Jateng mengalami penurunan muka hingga 20 sentimeter setiap tahunnya. Sedangkan DKI Jakarta hanya mencapai 10 sentimeter per tahun.

Maka dari itu, Anggota DPD RI Jawa Tengah, Abdul Kholik menilai risiko banjir di Pantura Jateng jauh lebih besar. Tak heran, banjir kerap melanda kawasan tersebut belakangan ini.

“Artinya memang di sini (Jawa Tengah) yang lebih berisiko tinggi. Ada PP 13 Tahun 2017 terkait kebijakan untuk zero delta Q sebagai salah satu aspek pengendalian, yang bisa diperketat,” ujar Kholik usai FGD terkait solusi banjir Pantura Timur di kantor DPD RI Jateng, Rabu (24/4/2024).

Untuk diketahui, Zero Delta Q ialah kewajiban bagi setiap pelaku aktivitas pembangunan agar tidak mengakibatkan bertambahnya debit air yang akan masuk ke dalam sistem saluran drainase atau sistem aliran sungai.

Baca juga: BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

Baca juga: Dianggarkan Rp 30 M, Pembangunan Tanggul Permanen Sungai Wulan Demak Ditarget Kelar Pertengahan 2024

Anggaran penyelesaian banjir Pantura Rp 8 triliun

Situasi banjir di Jalan Pantura Demak-Kudus, Jawa Tengah, Jumat (9/2/2024). Jalur Demak-Kudus putus.Dok. Relawansemarang Situasi banjir di Jalan Pantura Demak-Kudus, Jawa Tengah, Jumat (9/2/2024). Jalur Demak-Kudus putus.

Menurut Kholik, Zero Delta Q bisa diwujudkan dengan mengadakan sumur resapan, biopori, hingga penampungan air di kawasan perumahan.

Hal itu dinilai mampu menekan risiko banjir yang kerap merendam Jateng, khususnya di wilayah Pantura timur.

Permasalahan banjir ini juga perlu ditangani dari hulu, tengah, hingga ke hilir.

“Kalau di hulu soal tata ruang dan penggunaan lahan. Di tengah soal badan sungai, serta di hilir soal land subsidence dan air pasang. Semua itu ada tupoksi beririsan,” jelasnya.

Baca juga: Fenomena Perigee Disebut Jadi Penyebab Banjir Rob Pesisir Jateng, Apa Itu?

Merespons terjadinya banjir, pemerintah pusat telah menggelontorkan Rp 1,5 triliun untuk perbaikan tanggul jebol di sejumlah sungai di Jateng.

Namun Kholik menilai, penyelesaian masalah banjir di Pantura timur ini membutuhkan anggaran lebih besar hingga Rp 8 triliun.

“Tadi disebut ada dukungan pusat sampai Rp 1,5 triliun, tapi kebutuhan total sampai Rp 8 triliun. Nanti kita komunikasikan agar prioritas penanganan banjir Pantura,  termasuk Pantura timur, menjadi prioritas di pusat,” tandasnya.

Baca juga: Terjadi Setiap Tahun, Apakah Banjir Rob Bisa Diantisipasi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Regional
Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Regional
Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Regional
Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Regional
Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Regional
Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Regional
Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Regional
Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Regional
Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Regional
Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Regional
Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com