Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Ijtima' Ramadhan Jemaah Nahdatul Wathan Lombok, Sambut Malam Lailatul Qadar

Kompas.com - 07/04/2024, 08:57 WIB
Idham Khalid,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

LOMBOK TIMUR, KOMPAS.com- Ribuan jemaah Nahdatul Wathan (NW) Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar tradisi Ijtima' Ramadhan menyambut malam Lailatul Qadar, Sabtu (6/4/2024).

Dari pantauan Kompas.com, jemaah terlihat berbondong-bondong masuk ke masjid untuk melaksanakan zikir dan doa dari para pemimpin agama yang disebut Tuan Guru.

Baca juga: Pendaratan Pesawat Perdana di Bandara Dhoho Kediri Diwarnai Tradisi Water Salute

Ketum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Maulana Syaikh Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani mengatakan, tradisi Ijtima merupakan tradisi yang sudah dilakukan sejak zaman ulama terdahulu.

Namun menurut Atsani, khusus untuk tradisi ijtima Ramadhan pertama kali digagas oleh kakeknya pendiri Nahdatul Wathan TGKH Zainuddin Abdul Madjid yang merupakan pahlawan nasional.

Baca juga: Melihat Kirab Malam Selikuran, Tradisi Keraton Solo Sambut Lailatul Qadar

"Tradisi ijtima ini memang sudah muncul sejak zaman ulama sudah ada, dari zaman sahabat juga sudah ada, tapi kalau di Indonesia Nahdatul Wathan pertama kali melaksanakan ijtima. Bahkan beliau penggagas pertama ijtima Ramadhan," ungkap Atsani, Sabtu (6/4/2024).

Menurutnya, tadisi ijtima' ini merupakan tradisi menggelar doa dalam rangka menyambut malam Lailatul Qadar yang biasanya turun pada malam-malam ganjil di 10 malam terakhir Ramadhan.

"Kegiatan Ijtima' Ramadhan sesungguhnya adalah kegiatan memperkaya ibadah Ramadhan secara berjemaah untuk menyambut malam Lailatul Qadar," katanya.

Ijtima' Ramadhan ini kata Ataani dilaksanakan pada sore menjelang malam pada tanggal 25, 27, atau 29 Ramadhan. Para ulama meyakini 10 malam ganjil akhir Ramadan sebagai malam turunnya malaikat ke bumi.

Ijtima’ Ramadhan juga kesempatan bagi para guru dan murid di seluruh dunia dalam suasana ibadah Ramdhan yang agung.

"Ini acara pribadi para sufi pimpinan NW sekaligus acara resmi sebagai ajang persuaan murid sufi NW di seluruh dunia dalam ibadah Ramadhan Karim," ujarnya.

Baca juga: Tradisi Bastamat dan Bawa Kampu ko Masjid, Tanda Syukur di Akhir Ramadhan

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Prof. Dr. TGH Fahrurrozi Dahlan mengatakan ada empat tradisi silaturahmi yang dilestarikan di Pondok Pesantren NW Anjani.

Pertama, kata Fahrurozi, silaturahmi pribadi dikhususkan untuk Maulana Syaikh Tsani Awwal yakni Syaikh Tuan Guru Kiyai Haji Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani.

"Terus ada silaturahmi selesai Ramadhan 1 Syawal semua murid mendatangi guru silaturahmi pribadi," kata Fahrurrozi.

Baca juga: Malam Pasang Lampu, Tradisi Warga Gorontalo di Penghujung Ramadhan

Kemudian ada silaturahmi pendidikan. Tradisi ini dilakukan setelah semua murid masuk sekolah. Kemudian dilanjutkan silaturahmi internasional itu digelar dalam ultah Nahdatul Wathan Diniyah Islamiyyah.

"Nah untuk Ijtima' Ramadhan bagian silaturahmi antar guru dan murid. Di sana ada tradisi lontar uang. Jadi masyarakat yang tidak memiliki uang banyak ikut menyumbang sekecil apapun ke Ponpes NW, ada yang Rp 1.000, Rp 5.000, bahkan ada yang lebih," kata Fahrurrozi.

Filosofi lontar itu, kata Fahrurrozi, masyarakat yang menyumbang ke Pondok Pesantren minimal dapat nasib melontar jumroh di kota Mekkah ketika naik haji.

"Jadi itu salah satu motivasi lontar itu. Paling tidak ada budaya amal saleh," kata Fahrurrozi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Regional
Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Regional
Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Regional
9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

Regional
Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Regional
Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Regional
Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Regional
Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Regional
KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

Regional
Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Regional
Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Regional
Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Regional
442 Rumah Warga di OKU Selatan Terdampak Banjir

442 Rumah Warga di OKU Selatan Terdampak Banjir

Regional
Warga OKU Diminta Waspadai Bencana Longsor

Warga OKU Diminta Waspadai Bencana Longsor

Regional
Digigit Anjing, 2 Warga Sikka Dilarikan ke Larantuka karena Kosongnya Vaksin Antirabies

Digigit Anjing, 2 Warga Sikka Dilarikan ke Larantuka karena Kosongnya Vaksin Antirabies

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com