Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Jipang Ketan, Jajanan Jadul dari Kebumen, Banyak Dicari untuk Oleh-oleh Lebaran

Kompas.com - 05/04/2024, 16:31 WIB
Bayu Apriliano,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KEBUMEN, KOMPAS.com - Generasi Z saat ini mungkin sudah asing dengan kata jipang. 

Jipang merupakan makanan atau camilan jadulzaman dulu yang keberadaannya sudah jarang kita temui.

Meski demikian, makanan ringan yang terbuat dari beras ketan itu ternyata masih eksis hingga sekarang. Salah satunya masih bisa kita lihat dan temui di Desa Surobayan, Kecamatan Ambal, Kebumen, Jawa Tengah.

Baca juga: Manis Gurih Ampyang dari Magelang, Dipasarkan hingga Kudus

Isroriyah bersama suaminya Sarbini, warga Desa Dorowati, Kecamatan Klirong, Kebumen sudah sejak 1991 menekuni usaha menjadi perajin jipang ketan yang diwarisi secara turun temurun dari daerah asalnya yaitu di Desa Surobayan, Kecamatan Ambal, Kebumen, Jawa Tengah.

Jajanan legit berbalut karamel namun renyah tersebut dapat ditemukan di Kabupaten Kebumen meski sudah tidak banyak lagi yang memproduksinya.

Hanya beberapa tempat saja yang memproduksi jajanan Jadul nan renyah ini.

Baca juga: Bahaya Nitrogen Cair pada Jajanan Chiki Ngebul, Apa Saja Dampaknya?


Jajanan lawas

Jipang ketan menjadi salah satu jajanan lawas yang hingga kini tetap eksis terlebih untuk hidangan saat perayaan Idul Fitri atau lebaran.

Makanan ringan yang terbuat dari beras ketan dengan dibalut karamel gula ini, biasanya disuguhkan dan menjadi buruan untuk oleh-oleh saat lebaran.

Tak heran, permintaan jipang ketan mengalami kenaikan saat bulan ramadhan seperti saat ini.

Isroriyah hingga saat ini dirinya masih menggeluti usaha tersebut dengan dibantu anak dan tetangga sekitar, sebanyak 10 orang.

"Ya, sudah puluhan tahun, ini turun temurun dari keluarga saya di Surobayan Ambal. Sekarang sama suami dan anak juga dibantu tenaga dari tetangga sekitar," kata Isroriyah, Jumat (5/4/2024).

Baca juga: Simak, Berikut Tanda-tanda Seseorang Mendapatkan Lailatul Qadar

Banjir order selama ramadhan

Proses oroduksi Jipang ketan yang menjadi salah satu jajanan lawas yang hingga kini tetap eksis terlebih untuk hidangan saat perayaan idul fitri atau lebaran. Makanan ringan yang terbuat dari beras ketan dengan dibalut karamel gula ini, biasanya disuguhkan dan menjadi buruan untuk oleh-oleh saat lebaran. KOMPAS.COM/BAYUAPRILIANO Proses oroduksi Jipang ketan yang menjadi salah satu jajanan lawas yang hingga kini tetap eksis terlebih untuk hidangan saat perayaan idul fitri atau lebaran. Makanan ringan yang terbuat dari beras ketan dengan dibalut karamel gula ini, biasanya disuguhkan dan menjadi buruan untuk oleh-oleh saat lebaran.

Isroriyah mengaku selalu kebanjiran order jipang ketan buatannya ketika memasuki bulan ramadhan. Permintaan pun melonjak lebih dari 200 persen dibandingkan hari biasanya.

Jika di hari biasa, dirinya hanya melakukan aktivitas produksi dua kali dalam seminggu, namun di bulan ramadan ini bisa melakukan produksi setiap hari. Di mana untuk sekali produksi bisa menghabiskan hingga 1,5 kuintal beras ketan sebagai bahan utamanya.

"Ya, ada lonjakan, kalau hari biasa kan seminggu cuma dua kali masak, kalau sekarang ini seharian full dari jam 5 pagi sampai jam 10, siangnya jam 1 sampai jam 4 sore, total ada 11 orang yang kerja," imbuhnya.

Baca juga: Serunya Berburu Takjil di Aloon-Aloon Masjid Agung Semarang, Ada 98 Pilihan Stand Kuliner

Dalam produksinya, beras ketan yang menjadi bahan baku utama dimasukkan ke alat masak semi otomatis. Berselang lima menit proses pemasakan selesai, bahan baku beras berubah menjadi butiran-butiran berondong.

Jipang Ketan olahan Isroriyah ini memilik 5 varian rasa, di antaranya rasa cokelat, stroberi, vanila, melon serta rasa durian.

Dalam sehari sedikitnya 500 bungkus jipang ketan diproduksi. Harganya pun sangat terjangkau yakni hanya Rp. 12.500 rupiah per bungkusnya.

"Sehari ya bisa 500 bungkus, kalau varian rasa ada 5 macam, rasa cokelat, rasa stroberi, vanila, melon sama yang durian," pungkasnya.

Baca juga: Mengenal Tradisi Takjil Gulai Kambing di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Awalnya untuk Syiar Penyebaran Islam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Regional
Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Regional
Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Regional
9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

Regional
Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Regional
Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Regional
Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Regional
Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Regional
KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

Regional
Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Regional
Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Regional
Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Regional
442 Rumah Warga di OKU Selatan Terdampak Banjir

442 Rumah Warga di OKU Selatan Terdampak Banjir

Regional
Warga OKU Diminta Waspadai Bencana Longsor

Warga OKU Diminta Waspadai Bencana Longsor

Regional
Digigit Anjing, 2 Warga Sikka Dilarikan ke Larantuka karena Kosongnya Vaksin Antirabies

Digigit Anjing, 2 Warga Sikka Dilarikan ke Larantuka karena Kosongnya Vaksin Antirabies

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com