Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah Bergerak di Brebes Rusak Puluhan Rumah, Warga Butuh Lahan Relokasi

Kompas.com - 31/03/2024, 08:00 WIB
Tresno Setiadi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

BREBES, KOMPAS.com - Bencana tanah bergerak yang memporak-porandakan puluhan rumah warga dan infrastruktur lainnya masih terjadi di Dukuh Limbangan, Desa Sridadi, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Hingga Sabtu (30/3/2023), sedikitnya sudah 80 rumah dilaporkan rusak. Dari sebelumnya 76 rumah rusak akibat bencana tanah bergerak yang pertama kali terjadi cukup parah pada 3 Maret 2024 lalu.

Bencana tersebut juga sudah menghancurkan jalan beton perkampungan Dukuh Limbangan hingga tidak bisa dilalui.

Baca juga: Beras Mahal, Petani di Demak Pungut Gabah Busuk untuk Konsumsi

Kepala Desa Sridadi, Sudiryo mengatakan, tanah bergerak di wilayahnya tersebut telah menyebabkan 259 jiwa dari 99 kepala keluarga (KK) harus meninggalkan rumahnya karena tak lagi bisa ditempati. 

"Pergeseran tanah masih terjadi, bahkan jalan desa yang terbuat dari beton juga sudah tak bisa dilalui, karena rusak parah," kata Sudiryo kepada wartawan, Sabtu (30/3/2024).

Bahkan, posko pengungsian juga sudah sepi. Warga yang terdampak lebih memilih mengungsi sementara ke rumah kerabatnya di luar desa.

Meski masih ada juga sebagian kecil warga yang menempati hunian sementara (huntara) di pedukuhan Limbangan Kulon yang juga daerah rawan bencana tanah bergerak.

Baca juga: Banjir di Jalur Pantura Demak-Kudus Mulai Surut, Truk dan Bus Kucing-kucingan dengan Polisi


Warga memilih mengungsi

Intensitas hujan tinggi hingga meluapnya beberapa sungai di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah membuat banjir meluas hingga wilayah perkotaan, Selasa (27/2/2024).  (Dok. BPBD Brebes)Kompas.com/ Tresno Setiadi Intensitas hujan tinggi hingga meluapnya beberapa sungai di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah membuat banjir meluas hingga wilayah perkotaan, Selasa (27/2/2024). (Dok. BPBD Brebes)

Oleh karena itu, warga masih berharap bisa direlokasi ke tempat yang aman. Atau adanya pemberian lahan di tempat yang aman dari bencana agar bisa dibangun rumah ulang.

"Pemprov Jateng bisa membantu pembangunan rumah tapi syaratnya harus ada lahannya dulu. Ini yang sedang kami pikirkan," kata Sudiryo.

Salah satu warga, Santoso (60) mengaku, saat ini ia dan keluarganya terpaksa sementara mengungsi di lokasi terdekat yang lebih aman.

Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak, Kenapa Bisa Terjadi?

Sedangkan anaknya yang sudah berkeluarga yang sebelumnya tinggal serumah kini mengungsi di rumah keponakannya di Kabupaten Pemalang.

"Saya ada dua KK, bersama anak yang sudah berkeluarga. Sementara anak saya bersama keluarganya mengungsi di rumah saudara di Pemalang," ungkap Santoso.

Sementara itu, untuk meringankan warga terdampak saat bulan Ramadhan ini, berbagai bantuan datang mengalir. Salah satunya dari seorang dermawan asal kota Brebes, Purwanto.

"Kita memang rutin berbagi pada bulan Ramadhan. Jadi ini kepedulian kami untuk berbagi meringankan beban warga yang terdampak bencana," kata Purwanto yang mengaku membagikan 1.000 paket sembako.

Baca juga: Keluh Suriyah, Diterjang Banjir Demak Dua Kali, Rumah Kayu Busuk, Kasur Satu-satunya Hanyut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kembalikan Formulir di PDI-P, 3 Pendaftar Penjaringan Pilkada Kabupaten Semarang Bertemu

Kembalikan Formulir di PDI-P, 3 Pendaftar Penjaringan Pilkada Kabupaten Semarang Bertemu

Regional
Sempat Tak Sadarkan Diri, Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur Sadar Usai Operasi Otak

Sempat Tak Sadarkan Diri, Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur Sadar Usai Operasi Otak

Regional
BMKG Prediksi Sumbar Hujan Lebat, Masyarakat Diimbau Perhatikan Peringatan Dini

BMKG Prediksi Sumbar Hujan Lebat, Masyarakat Diimbau Perhatikan Peringatan Dini

Regional
Kepiluan Korban Banjir Lahar Dingin, Sawah dan Ladang Berubah Jadi Tumpukan Batu

Kepiluan Korban Banjir Lahar Dingin, Sawah dan Ladang Berubah Jadi Tumpukan Batu

Regional
Mayat Pria yang Ditemukan di Semarang Ternyata Sempat Dikeroyok hingga Tenggelam di Sungai

Mayat Pria yang Ditemukan di Semarang Ternyata Sempat Dikeroyok hingga Tenggelam di Sungai

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Tolak Dipimpin Kades Mantan Napi TPPO, Warga di Lombok Timur Segel Kantor Desa

Tolak Dipimpin Kades Mantan Napi TPPO, Warga di Lombok Timur Segel Kantor Desa

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Dugaan Korupsi Insentif Pajak, 235 Dokumen BPKD Aceh Barat Disita

Dugaan Korupsi Insentif Pajak, 235 Dokumen BPKD Aceh Barat Disita

Regional
Ibu Kandungnya Divonis 8 Bulan Penjara, Norma Risma: Lega tapi Berat

Ibu Kandungnya Divonis 8 Bulan Penjara, Norma Risma: Lega tapi Berat

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus Pagi Ini, Disertai Gemuruh

Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus Pagi Ini, Disertai Gemuruh

Regional
Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com