BREBES, KOMPAS.com - Bencana tanah bergerak yang memporak-porandakan puluhan rumah warga dan infrastruktur lainnya masih terjadi di Dukuh Limbangan, Desa Sridadi, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Hingga Sabtu (30/3/2023), sedikitnya sudah 80 rumah dilaporkan rusak. Dari sebelumnya 76 rumah rusak akibat bencana tanah bergerak yang pertama kali terjadi cukup parah pada 3 Maret 2024 lalu.
Bencana tersebut juga sudah menghancurkan jalan beton perkampungan Dukuh Limbangan hingga tidak bisa dilalui.
Baca juga: Beras Mahal, Petani di Demak Pungut Gabah Busuk untuk Konsumsi
Kepala Desa Sridadi, Sudiryo mengatakan, tanah bergerak di wilayahnya tersebut telah menyebabkan 259 jiwa dari 99 kepala keluarga (KK) harus meninggalkan rumahnya karena tak lagi bisa ditempati.
"Pergeseran tanah masih terjadi, bahkan jalan desa yang terbuat dari beton juga sudah tak bisa dilalui, karena rusak parah," kata Sudiryo kepada wartawan, Sabtu (30/3/2024).
Bahkan, posko pengungsian juga sudah sepi. Warga yang terdampak lebih memilih mengungsi sementara ke rumah kerabatnya di luar desa.
Meski masih ada juga sebagian kecil warga yang menempati hunian sementara (huntara) di pedukuhan Limbangan Kulon yang juga daerah rawan bencana tanah bergerak.
Baca juga: Banjir di Jalur Pantura Demak-Kudus Mulai Surut, Truk dan Bus Kucing-kucingan dengan Polisi
Oleh karena itu, warga masih berharap bisa direlokasi ke tempat yang aman. Atau adanya pemberian lahan di tempat yang aman dari bencana agar bisa dibangun rumah ulang.
"Pemprov Jateng bisa membantu pembangunan rumah tapi syaratnya harus ada lahannya dulu. Ini yang sedang kami pikirkan," kata Sudiryo.
Salah satu warga, Santoso (60) mengaku, saat ini ia dan keluarganya terpaksa sementara mengungsi di lokasi terdekat yang lebih aman.
Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak, Kenapa Bisa Terjadi?
Sedangkan anaknya yang sudah berkeluarga yang sebelumnya tinggal serumah kini mengungsi di rumah keponakannya di Kabupaten Pemalang.
"Saya ada dua KK, bersama anak yang sudah berkeluarga. Sementara anak saya bersama keluarganya mengungsi di rumah saudara di Pemalang," ungkap Santoso.
Sementara itu, untuk meringankan warga terdampak saat bulan Ramadhan ini, berbagai bantuan datang mengalir. Salah satunya dari seorang dermawan asal kota Brebes, Purwanto.
"Kita memang rutin berbagi pada bulan Ramadhan. Jadi ini kepedulian kami untuk berbagi meringankan beban warga yang terdampak bencana," kata Purwanto yang mengaku membagikan 1.000 paket sembako.
Baca juga: Keluh Suriyah, Diterjang Banjir Demak Dua Kali, Rumah Kayu Busuk, Kasur Satu-satunya Hanyut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.