KOMPAS.com - Sejumlah warga Desa Tanjung Karang, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengungsi karena rumahnya kebanjiran.
Salah satu posko pengungsian adalah Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Tanjung Karang.
Pendeta GKMI Tanjung Karang, Hendra Wijaya, mengatakan, terdapat 89 orang yang mengungsi ke GKMI.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 60-an orang beragama Islam. Karena banjir ini bertepatan dengan Ramadhan, pihak gereja memfasilitasi para pengungsi agar dapat berbuka puasa dan sahur selama di pengungsian.
Hendra menuturkan, pihaknya melibatkan ibu-ibu gereja untuk memasak bersama hidangan berbuka puasa.
"Kalau untuk sahur, kami sudah menyediakan dapur dan bahan makanan. Jadi warga yang mau sahur tinggal mengolah," ujarnya, Sabtu (16/3/2024), dikutip dari Tribun Jateng.
Baca juga: Viral Foto Pengungsi Banjir Shalat di Gereja Kudus, Netizen: Indahnya Toleransi
Ia mengungkapkan, GKMI Tanjung Karang sudah bertahun-tahun menjadi posko pengungsian bila banjir melanda Desa Tanjung Karang.
Pada banjir Kudus kali ini, pengungsian dibuka pada Jumat (15/3/2024) karena debit banjir di permukiman warga terus meningkat.
"Sebelumnya kami sempat memantau dan debit air mulai meningkat, kami buka gereja untuk pengungsi masyarakat. Mulai itu para warga berdatangan satu per satu," ucapnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus per Sabtu (16/3/2024) pukul 22.00 WIB yang diunggah di akun Instagram-nya, banjir melanda 29 desa di lima kecamatan.
Banjir Kudus kali ini merendam 10.860 rumah dan 3.869 hektar sawah.
Baca juga: 5 Korban Tewas Banjir Kudus: 1 Anak Tersetrum, 4 Orang Tenggelam
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Indahnya Toleransi, Ibu-ibu Gereja Masak Bersama Siapkan Buka Puasa untuk Korban Banjir di Kudus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.