KOMPAS.com – Bagi para transmigran yang menjalani hidup di daerah yang baru dibuka, tantangan yang berat adalah minimnya infrastruktur di lokasi permukiman.
Kondisi ini juga dialami para transmigran dari Jawa di Satuan Permukiman (SP) 3 Desa Saritani Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo.
Salah satu yang dihadapi adalah ketersediaan air bersih. Permukiman transmigrasi ini termasuk berada jauh di pedalaman, tepatnya di tepi suaka margasatwa (SM) Nantu.
Untuk menuju lokasi ini dari pusat kecamatan, bisa dilalui dengan kendaraan roda dua atau roda empat, namun jika cuaca hujan, bisa saja tidak bisa ditembus.
Baca juga: 13 Tahun Penantian, Ratusan Transmigran di Nunukan Tagih Janji Hak Lahan
Jalan masih menjadi kendala meskipun Pemerintah Kabupaten Boalemo telah mengaspal mulus sebagian ruas jalan di Saritani.
Buruknya transportasi ini menyebabkan harga komoditas pertanian anjlok, bahkan sesisir pisang gapi (barangan) yang terbaik dihargai Rp 2.000, yang dianggap tidak bagus ditinggal di kebun, demikian juga dengan komoditas lain.
Meski permukiman mereka berada dekat hutan, namun ketersediaan air tidak selalu ada.
Di beberapa rumah yang dibangun pemerintah dilengkapi dengan sumur namun tidak berisi air bersih, dasarnya disemen, karena fungsi sumur ini sebagai penampung air hujan.
Hampir semua warga memiliki tong warna biru, setiap kepala keluarga mendapat jatah 3 tong.
Wadah ini digunakan untuk menampung air jika hujan tiba. Namun tidak selalu ada hujan.
Sejumlah warga mengaku mencari air di sungai dengan membawa jeriken jika beberapa hari tidak turun hujan.
Kondisi ini dilakoni sudah beberapa tahun, hingga warga menemukan solusi untuk mengatasi kekurangan air bersih ini.
Baca juga: Mengenal Taman Purbakala Pugung Raharjo, “Piramida” yang Tidak Sengaja Ditemukan oleh Transmigran
“Kalau dulu kami menampung air hujan dengan ember biru, setiap rumah mendapat pembagian dari pemerintah. Kalau hujan berarti ada persediaan, namun jika beberapa hari tidak hujan kami terpaksa mencari air di Sungai,” kata Irmanto, salah seorang warga transmigran.
Kehadiran air bersih di kawasan transmigrasi ini memang sangat dibutuhkan. Air menjadi kebutuhan pokok yang harus ada setiap hari.
Air bersih tidak semata-mata hadir dengan sendirinya di kawasan permukiman transmigrasi ini.