Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanaman Gamal dan Kaliandra Dikembangkan di Cilacap untuk Pengganti Batu Bara PLTU

Kompas.com - 07/03/2024, 21:34 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

CILACAP, KOMPAS.com - Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan budidaya tanaman gamal dan kaliandra di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Tanaman itu digunakan sebagai biomassa kayu pengganti batu bara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Adipala, Cilacap.

Kepala Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (SBRC) IPB, Dr Meika Syahbana Rusli mengatakan, telah menanam gamal dan kaliandra di lahan seluas 6 hektar sebagai percontohan di Cilacap.

Tanaman itu juga akan ditanam di lahan milik masyarakat seluas 100 hektar di tiga kecamatan, yaitu Jeruklegi, Kawunganten dan Kesugihan.

Baca juga: Tanggul Sungai di Cilacap Jebol, Ratusan Rumah Warga Terendam Banjir

"Ada kebutuhan yang sangat besar biomassa kayu ini, dari tahun ke tahun terus meningkat," kata Meika usai Focus Group Discussion dan Penandatanganan MoU Pilot Project Pembangunan Ekosistem Biomassa untuk Sustainbilitas Biomassa Cofiring PLTU Adipala, di Kantor Kecamatan Jeruklegi, Cilacap, Kamis (7/3/2024).

Untuk itu, pihaknya menggandeng masyarakat untuk membentuk ekosistem biomassa.

Program co-firing berbasis masyarakat dinilai dapat menjawab kekhawatiran sejumlah pihak mengenai deforestasi.

"Ada yang khawatir program co-firing ini menyebabkan deforestasi, betul batubara diganti tapi hutan hilang. (Dengan pembangunan ekosistem ini) kebutuhan biomassa tercapai, emisi bisa diturunkan, masyarakat punya penghasilan," ujar Meika.

Meika menuturkan, biomassa tanaman gamal dan kaliandra ini memiliki keunggulan dibanding biomassa limbah serbuk kayu yang selama ini digunakan di PLTU Adipala yang dikelola PT PLN Energi Primer Indonesia.

"Keunggulan gamal dan kaliandra cepat tumbuh dan cocok pada lahan kering, kandungan kalorinya bisa sampai 4.000 per kilogram. Kekurangan serbuk kayu, kadar air tinggi, basah, kalorinya tidak cukup," ujar Meika.

Manajer Pengembangan Bisnis, Teknologi, dan Pemasaran Biomassa PT PLN Energi Primer Indonesia, Odi Sefriadi mengatakan, PLTU Adipala membutuhkan paling tidak 5.000 ton biomassa per bulan.

Baca juga: Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang Tembus 5,79 Persen, BPS Apresiasi Kinerja Mbak Ita

"Target terus meningkat, makanya kami menggalakkan penananaman sehingga kekurangan yang selama ini ditutupi dengan biomassa dari limbah kita mulai penanaman. Untuk memenuhi kebutuhan yang akan datang diharapkan bisa dihasilkan dari masyarakat," kata Odi.

Odi menuturkan, co-firing biomassa di PLTU Adipala saat ini sebesar tiga persen.

Namun, pihaknya terus melakukan kajian sehingga ke depan diharapkan presentase co-firing akan terus meningkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Regional
Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Regional
Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Regional
Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Regional
352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

Regional
360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

Regional
Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Regional
Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Regional
Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Regional
Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Regional
Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Regional
Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Regional
Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Regional
Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Regional
Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com