Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Harjono, Petani di Delanggu Beralih ke Pupuk Organik untuk Tanam Padi

Kompas.com - 07/03/2024, 17:17 WIB
Labib Zamani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Petani di Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mulai beralih menggunakan pupuk organik untuk tanaman padinya.

Mereka menggunakan pupuk organik sebagai alternatif mengingat harga pupuk kimia yang cenderung mahal dan sulit didapatkan.

Salah satu petani yang menggunakan pupuk organik adalah Harjono.

Baca juga: Jerit Petani Demak, Ribuan Hektar Padi Membusuk Saat Harga Gabah Melambung

Meski diakui dirinya masih menggunakan pupuk kimia, Harjono sedikit demi sedikit sudah mulai menggunakan pupuk organik untuk tanaman padinya.

Sampai saat ini, Harjono masih mendapat jatah pupuk bersubsidi dari pemerintah meski jumlahnya tidak banyak.

Untuk memenuhi kekurangan itu, Harjono harus membeli pupuk sendiri dari luar yang non subsidi.

"Pupuk subsidi petani semuanya dapat. Biasanya kurang. Tapi ini bisa disiasati dengan pupuk organik, pupuk cair," kata Harjono kepada Kompas.com, Kamis (7/3/2024).

Harjono mengaku, sudah puluhan tahun menggarap sawah. Ia mempunyai lahan pertanian seluas 6 hektar. Setiap tahunnya Harjono bisa tiga kali tanam padi.

Setiap musim tanam padi, Harjono membutuhkan sekitar 8 kuintal atau 16 sak pupuk urea dan lima kuintal atau 10 sak pupuk phonska.

Jatah pupuk subsidi yang dia terima tersebut, ungkap Harjono masih kurang.

"Ya kurang. Paling tidak kebutuhan pupuk saya 3 ton. Kalau (bantuan) pupuk hanya dua musim tanam satu tahun. Lha saya kan satu tahun bisa tanam tiga kali. Jadi masih kurang," ungkap dia.

Harjono menyampaikan, jatah pupuk bersubsidi yang diterima untuk dua kali masa tanam. Padahal, dalam setahun lahan pertaniannya bisa tiga kali tanam.

"Karena satu musim tidak ada alokasinya RDKK-nya nggak masuk kita harus cari dari luar. Ya saya beli organik. Saya berusaha mengurangi pupuk kimia. Dialihkan ke pupuk organik. Baik yang bantuan pemerintah maupun ada kita beli dari luar," jelas Harjono.

Baca juga: Nestapa Petani di Kebumen, 3 Kali Gagal Panen akibat Terendam Banjir

Lebih lanjut, Harjono menerangkan, penggunaan pupuk organik baik untuk tanaman padinya. Hasil produksi padinya pun dinilai bagus. Satu hektar lahan bisa menghasilkan tujuh ton padi.

"Satu hektar rata-rata kalau musim kemarau itu bisa tujuh ton. Kalau musim hujan itu bisa 5,5 ton - 6 ton," jelas Ketua Gapoktan Tani Makmur, Desa Kepanjen, Delanggu, Klaten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Regional
Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Regional
Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com