Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencicipi Mie Gepeng Pangsit Pak Totok, Kuliner Legendaris Semarang yang Harganya Rp 7.000 Saja

Kompas.com - 28/02/2024, 23:10 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com- Kota Semarang memiliki beragam kuliner legendaris yang patut dicoba. Salah satunya, Mie Gepeng Pangsit Pak Totok yang terletak di Jalan Cilosari Dalam, Kelurahan Kemijen, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang.

Letak warung sederhana itu memang jauh dari pusat kota. Tak ada papan penanda, namun pengunjung yang datang tampak ramai tak kunjung henti.

Pemilik Mie Gepeng Pangsit generasi kedua, Totok mengaku, mi dengan cita rasa yang khas ini sudah berdiri sejak tahun1970 silam. 

Baca juga: Mencicipi Kue Pukis Petudungan, Legendaris sejak Tahun 1983 di Kota Semarang

Dia menyebut, resep Mie Gepeng Pangsit yang dijualkannya itu merupakan warisan dari ayahnya secara turun menurun.

"Dari bapak mulai tahun 1970. Dulu kalau jualan muter keliling. Lalu sekitar tahun 1980 pindah ke sini," tutur Totok kepada Kompas.com, Rabu (28/2/2023).

Totok mengatakan, Mie Gepeng Pangsit tersebut memiliki ciri khas yang berbeda yaitu cita rasa dari bumbu dan kuahnya.

Tidak seperti pada umumnya, Mie Gepeng Pangsit menggunakan kuah kaldu ayam yang ditambah racikan bumbu ulekan cabai.

"Bedanya di bumbunya. Kalau mie gepeng pangsit aslinya tidak pakai saus. Karena pakai racikan cabai, kaldu ayam, itu udah seger. Nah itu yang jadi ciri khasnya," tutur dia.

Uniknya, mi gepeng yang digunakan Totok merupakan mi olahan sendiri. Tiap harinya, dia mengolah adonan mi untuk dihidangkan kepada para pelanggan.

Totok mengatakan, proses pembuatan mi gepeng itu dilakukan setiap pagi mulai pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB. Lantas, pukul 16.00 WIB Mie Gepeng Pangsit siap dihidangkan.

"Setelah mi selesai, habis itu baru siap-siap untuk jualan. Tiap harinya bisa ngolah 7 kilogram gandum untuk jadi mi," ucap Totok.

Satu mangkok Mie Gepeng Pangsit, dijual dengan harga yang terjangkau, yaitu Rp 7.000 saja. Tak heran, jika banyak masyarakat yang berbondong-bondong antre demi mencicipi Mie Gepeng Pangsit Pak Totok.

Salah satu pelanggan, Agung mengaku, sudah menjadi pelanggan tetap Mie Gepeng Pangsit Pak Totok. Meski sudah pindah tangan ke generasi kedua, dia menyebut cita rasa yang disajikan tetaplah sama.

"Saya sudah lama langganan sini, sejak SD," tutur warga Kemijen itu.

Menurut Agung, selain cita rasa, satu porsi Mie Gepeng Pangsit juga memiliki harga yang murah. Tak heran, jika dirinya sering mampir untuk mengisi perut.

"Porsinya besar, enak. Bukanya juga pas sore, jadi pas," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Regional
Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Regional
Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com