BANDA ACEH, KOMPAS.com - Satu orang utan sumatra (pongo abelii) ditemukan mati setelah terseret arus banjir di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Desa Pungke Jaya, Kecamatan Putri Betung, Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Blangkejeren Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser, Ali Sadikin, Jumat (23/2/2024) mengatakan, orang utan mati tersebut diperkirakan berusia 1-1,5 tahun.
"Ada satu individu orang utan ditemukan mati terseret banjir di Desa Pungke Jaya, Kecamatan Putri Betung, Kabupaten Gayo Lues, pada Kamis (22/2/2024)," kata Ali.
Baca juga: 7 Hewan Paling Cerdas di Dunia, Ada Orang Utan dan Gurita
Temuan orang utan mati tersebut berawal dari pengecekan tim SPTN Wilayah III Blangkejeren usai banjir di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser di wilayah Putri Betung pada Rabu (21/2/2024) malam.
"Banjir tersebut akibat meluapnya alur dari Sungai Alas. Tim memantau wilayah tersebut karena masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser," kata Ali lagi.
Menurut Ali, wilayah banjir tersebut masuk zona rehabilitasi.
Pengecekan dilakukan untuk memastikan apakah banjir tersebut ada kaitannya dengan aktivitas ilegal dalam kawasan lindung atau tidak.
"Setelah kami pantau dan observasi, tim tidak menemukan ada kaitan banjir dengan aktivitas ilegal seperti pembalakan liar. Kayu yang dibawa banjir adalah tunggul yang sudah busuk," kata dia.
Baca juga: Setelah Gajah dan Orang Utan, Giliran Anoa yang Mati di Kebun Binatang Surabaya
Saat tim memantau wilayah tersebut, ada laporan masyarakat terkait penemuan orang utan yang sudah mati. Lokasi penemuan berjarak sekira dua kilometer dari Sungai Alas.
Kemudian, tim bergerak ke lokasi penemuan orang utan mati tersebut.
Di lokasi, tim mengobservasi satwa dilindungi itu dengan jenis kelamin jantan.
Dari hasil pemeriksaan, kematian orang utan tersebut murni karena terseret banjir.
Diperkirakan orang utan tersebut terjatuh setelah pohon ketika tempatnya bersarang itu tumbang akibat banjir.
"Saat ditemukan, kondisi tubuh orang utan gembung, diduga karena tertelan air."
"Apalagi orang utan bukan tipikal hewan yang bisa berenang. Kesepakatan bersama masyarakat, bangkai orang utan tersebut langsung dikubur," kata Ali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.