Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pilu Warga Pulau Sumbawa Langganan Banjir karena Hutan Jadi Kebun Jagung

Kompas.com - 22/02/2024, 06:41 WIB
Susi Gustiana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SUMBAWA, KOMPAS.com - Siti Kharimah (45), warga Kampung Marilonga, Kelurahan Brang Biji, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), tampak cemas dan gelisah pada Sabtu (10/2/2024) pagi itu.

Ia khawatir banjir datang lagi akibat luapan air Sungai Brang Biji.

Sehari sebelumnya, Jumat (9/2/2024), banjir bandang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima, dan Kota Bima, merendam ribuan rumah warga. Bahkan di Kabupaten Sumbawa ada empat rumah di bantaran sungai turut hanyut.

“Saya tidak sempat selamatkan barang berharga. Tiba-tiba banjir datang dan langsung besar. Di pikiran saya saat itu bagaimana selamatkan diri dan keluarga,” kata Siti, Sabtu (10/2/2024).

Sebenarnya ada tempat penyimpanan barang yang sudah disiapkan di plafon rumahnya, tetapi Siti tak sempat melakukan itu. Ia harus bergegas menyelamatkan sang buah hati yang baru berumur satu tahun.

“Kami sudah siap jika sewaktu-waktu terjadi banjir, tapi kadang luput saat bencana datang. Tanpa tanda-tanda hujan deras, lalu tiba-tiba banjir bandang dan meluap ke pemukiman," kisah Siti.

“Bayangkan saja, ketinggian air dari meluapnya sungai Brang Biji sampai dada orang dewasa,” kata perempuan yang rumahnya berjarak 50 meter dari bantaran sungai itu.

Baca juga: Banjir Bandang Terjang 3 Desa di Sumbawa, 2 Rumah Hanyut

Ia dan keluarganya mengetahui bahaya bencana sewaktu-waktu bisa terjadi kapan saja. Namun kesulitan ekonomi membuat mereka tetap tinggal di bantaran sungai di rumah semi permanen. 

Syahdan menderita bencana yang sama. Bahkan lelaki berusia 42 tahun itu sempat viral di media sosial saat video diri dan rumahnya hanyut terbawa arus sungai beredar di dunia maya.

Menurut Syahdan, saat ditemui di tenda pengungsian Karang Bage, Kelurahan Bugis, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Minggu (10/2/2024), ia bertahan di atap rumahnya yang hanyut karena berusaha mengambil Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) yang ada di dalam. 

Usahanya gagal. Ia hanyut bersama rumahnya selama 30 menit sebelum akhirnya terdampar di wilayah Kelurahan Lempeh, sekitar 2 kilometer dari lokasi awal rumahnya di Kampung Bage.

“Saya lihat ada dahan pohon jadi lompat untuk selamatkan diri. Setelah itu saya ditolong warga dan diantar ke lokasi rumah,” kata Syahdan. "Tidak ada yang bisa saya selamatkan, semua terbawa banjir.”

Sumber kehidupan sumber bencana

-KOMPAS.COM/Susi Gustiana -

Syahdan sehari-hari bekerja sebagai pegawai UPT Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa.

Sudah belasan tahun Syahdan dan keluarga tinggal di bantaran sungai yang dulunya dihiasi pohon dan tanaman yang tumbuh subur. Tapi sayang, kata dia, semua kenangan itu sudah berakhir.

Sungai yang dulunya adalah sumber kehidupan bagi warga setempat kini perlahan malah menjadi sumber bencana.

Banjir serupa juga dirasakan dampaknya oleh masyarakat Dompu, Bima dan Taliwang. Warga kini selalu waswas setiap kali hujan deras. Pengalaman bencana banjir bandang yang merusak jembatan, memutuskan jalan utama, menjebol bendungan, dan merusak ratusan rumah menjadi trauma yang membekas.

Baca juga: Jelang Pemilu Susulan, Anggota PPS di Demak Mengaku Masih Trauma Banjir

Kerugian materi yang diderita telah mencapai triliunan rupiah, aktivitas lumpuh, dan puluhan ribu jiwa terpaksa harus kehilangan harta benda mereka.

Banjir bandang yang kini selalu terjadi setiap musim hujan di Pulau Sumbawa, memperkuat anggapan telah terjadi kerusakan lingkungan secara besar-besaran.

Batang jagung pembuat gusar

-KOMPAS.COM/Susi Gustiana -

Sebagian besar warga menduga kerusakan lingkungan pemicu banjir bandang disebabkan oleh alih fungsi lahan di perbukitan. Daerah yang dulunya dihiasi pepohonan, sebagian besar telah berubah menjadi ladang jagung.

Jagung adalah komoditas primadona dari lahan pertanian di NTB. Tahun 2022 total produksinya mencapai 2,4 juta ton. Hanya 400.000 ton yang dikonsumsi warga NTB, sisanya diekspor ke luar daerah. Sumbawa adalah penghasil jagung terbesar dengan hasil lebih dari 668.000 ton pada 2022.

Dengan harga Rp 4.500-Rp 5.000 per kilogram, penghasilan dari pertanian jagung ini jelas menggiurkan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Nusa Tenggara Barat (NTB), Julmansyah, menyatakan banjir terjadi karena meluasnya lahan kritis atau rusak. Kerusakan tersebut disebabkan ekspansi perladangan liar untuk tanaman semusim, termasuk jagung. Kemudian pembukaan lahan dengan pembakaran dan perubahan tradisi pola tanam tumpangsari menjadi monokultur.

Baca juga: Terminal Purabaya Sidoarjo Terendam Banjir

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Presiden Jokowi Gowes dan Sapa Warga di Mataram, Didampingi Mentan Amran

Presiden Jokowi Gowes dan Sapa Warga di Mataram, Didampingi Mentan Amran

Regional
Kronologi Pria di NTT Diduga Setubuhi Putri Kandungnya hingga Melahirkan Dua Orang Anak

Kronologi Pria di NTT Diduga Setubuhi Putri Kandungnya hingga Melahirkan Dua Orang Anak

Regional
Menilik Produksi Ikan Panggang di Demak, Sulap Limbah Pabrik Jadi Rupiah

Menilik Produksi Ikan Panggang di Demak, Sulap Limbah Pabrik Jadi Rupiah

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Bawa Ganja 141 Kilogram Ganja, Oknum Polisi di Padang Panjang Ditangkap, Dikendalikan dari Lapas

Bawa Ganja 141 Kilogram Ganja, Oknum Polisi di Padang Panjang Ditangkap, Dikendalikan dari Lapas

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Update Erupsi Gunung Ruang, Hujan Abu di Bandara Sam Ratulangi dan Status Tanggap Darurat

Update Erupsi Gunung Ruang, Hujan Abu di Bandara Sam Ratulangi dan Status Tanggap Darurat

Regional
Mengabdi Tanpa Batas meski Honor Setipis Kertas...

Mengabdi Tanpa Batas meski Honor Setipis Kertas...

Regional
Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Regional
Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Regional
3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batu Bara Belum Ditemukan

3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batu Bara Belum Ditemukan

Regional
Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Regional
Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com