PURWOKERTO, KOMPAS.com - Puluhan sivitas akademika Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, keluarga dan golongan.
Hal itu menjadi salah satu poin yang disampaikan dalam Maklumat Poetra Soedirman Menggungat di depan patung Jenderal Soedirman kampus Unsoed, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (7/2/2024).
Baca juga: Sivitas Akademika Undip dan Unnes Turun Gunung, Kritik Pemerintahan Jokowi
"Maklumat ini tidak terkait dengan paslon (pasangan calon presiden san wakil presiden), pure untuk merah putih agar lebih baik," tegas koordinator aksi Prof Hibnu Nugroho sebelum membacakan maklumat, Rabu.
Sikap ini berbeda dengan pernyataan Rektor Unsoed Prof Ahmad Shodiq yang justru "memuji" kepemimpinan Jokowi. Pernyataan itu disampaikan rektor Unsoed melalui video yang telah tersebar di media sosial.
"Kami mencoba menyeimbangkan setelah adanya (pernyataan rektor) kemarin. Jangan sampai Unsoed diolok-olok dengan pernyataan kemarin," kata Guru Besar Hukum Pidana ini usai membacakan maklumat.
Hibnu mengatakan, gerakan yang diikuti para guru besar, dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan dan alumni ini muncul karena keresahan atas kondisi negara yang akhir-akhir ini krisis keteladanan dan moralitas.
"Kami memperhatikan kondisi di lapangan. Kami sebagai Poetra Laskar Soedirman tidak boleh diam, sehingga berkumpul disini. Hari ini Rabu Wage kalau menurut istana hari baik," ujar Hibnu.
Berikut isi lengkap Maklumat Poetra Soedirman Menggungat:
Memperhatikan perkembangan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat mendekati perhelatan pesta demokrasi, pemilu legislatif, pemilihan presiden dan wakil presiden Tahun 2024, kami Laskar Poetra Soedirman yang terdiri dari profesor, dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan dan alumni menyampaikan hal-hal sebagai berikut.
1. Mengimbau kepada seluruh komponen anak bangsa untuk menjaga persatuan dan kesatuan di antara kita guna memperkokoh kesadaran kebangsaan yang ber Bhineka Tunggal Ika.
2. Mendesak kepada seluruh aparat penyelenggara negara untuk mengedepankan dan mengutamakan kepentingan nasional dengan bekerja secara professional, akuntabel, serta tidak berpihak pada kepentingan yang bersifat partisan.
3. Mengimbau kepada seluruh warga negara yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih pada Pemilu 2024, untuk menggunakan hak politiknya secara bebas dan bertanggungjawab.
4. Mendesak kepada penyelenggara Pemilu: KPU, Bawaslu, dan DKPP untuk bersikap adil, terbuka, tidak berpihak, serta bekerja secara profesional dan akuntabel.
Baca juga: Sivitas Akademika Undip Kecam Pelanggaran Etika yang Cederai Demokrasi
5. Mengajak seluruh komponen anak bangsa untuk selalu memelihara dan mengamalkan norma-norma kepantasan, kesopanan, moral etika dan hukum guna menciptakan tertib sosial.
6. Mengutuk pejabat negara yang bertindak tidak netral, merekayasa manipulatif, merekayasa ketentuan hukum untuk kepentingan yang bersifat partisan.
7. Mendesak kepada Presiden Republik Indonesia untuk bersikap sebagai pemimpin yang mengayomi, meneladani, melindungi dan mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, keluarga dan golongan.
8. Jika Presiden tidak dapat melaksanakan hal sebagaimana tersebut pada poin 7, dikhawatirkan akan menimbulkan chaos.
"Kejahatan akan menang bila orang yang benar tidak melakukan apa-apa," kata Hibnu mengutip pernyataan Jenderal Soedirman di akhir pembacaan maklumat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.