Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Kampus Kritik Praktik Demokrasi, Anies: Sudah Saatnya Kita Koreksi Apa yang Terjadi

Kompas.com - 06/02/2024, 06:49 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com -Sejumlah perguruan tinggi di Indonesia telah menyatakan sikap terkait buruknya praktik demokrasi di Indonesia. Salah satu yang didorong adalah agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjaga etika jelang pemilu 2024. 

Calon presiden (Capres) nomor urut 01, Anies Baswedan menilai suara yang dilontarkan kalangan akademisi itu perlu didengar. Hal tersebut seharusnya dijadikan sebagai bahan koreksi untuk memperbaiki praktik demokrasi hari ini.

Hal ini disampaikan saat mampir ke ikon kuliner Kota Semarang, Lunpia Cik Me Me, Senin (5/2/2024) malam.

Baca juga: Sivitas Akademika USU Bacakan Petisi soal Netralitas Jokowi di Pilpres 2024

"Kampus-kampus sudah menyuarakan tentang dilucutinya demokrasi, direndahkannya etika, sudah saatnya kita sejenak mengoreksi apa yang sedang terjadi," tegas Anies.

Menurutnya, pelanggaran etik yang dilakukan Ketua KPU Hasyim Asy'ari menjadi peringatan bersama. Diketahui, DKPP KPU memberikan sanksi peringatan keras kepada Ketua KPU Hasyim Asy'ari karena pelanggaran etik.

Sanksi tersebut dijatuhkan karena KPU memproses pendaftaran Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden, tanpa mengubah syarat usia minimum capres-cawapres pada Peraturan KPU Nomor 19 Tahun 2023 sesuai Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 90/PUU-XXI/2023.

"Prinsip yang kita semua sadari sejak lama, becik ketitik olo ketoro, leres mboten? Semua yang sifatnya baik nanti akan terlihat, oleh semua yang sifatnya buruk nanti akan terlihat," kata Anies.

Anies menegaskan pentingnya mengutamakan etika, termasuk dalam berpolitik.  Dia mengapresiasi sikap DKPP karena memberi peringatan pada pelanggaran yang terjadi.

"Kami berulang kali menyampaikan pentingnya menjaga etika dan jangan dianggap enteng, saya menyapaikan apresiasi kepada DKPP yang berani mengungkap yang senyatanya," lanjutnya.

Anies berharap peringatan dari sederet guru besar dan sivitas akademik soal demokrasi itu ditanggapi semua paslon dengan serius agar tidak terus menerus melanggar aturan.

"Ini sekaligus juga sebagai pengingat, ini adalah alarm. Sembilan hari lagi pemilu jangan sampai nanti di hari pemilu dan sesudah hari pemilu muncul masalah-masalah seperti ini. Karena tidak ada yang bisa disembunyikan lagi, seperti yang tadi saya sampaikan becik ketitik, ala ketara. Jadi itu peringatan bagi semua jangan sampai ada pelanggaran," tegas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Ditanya soal perlunya pemecatan Ketua KPU usai pelanggaran tersebut, Anies mengatakan hal tersebut menjadi ranah DKPP. 

"Kalau itu DKPP pasti lebih tahu," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Regional
Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Regional
Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit.

Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit.

Regional
Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Regional
Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Regional
Banjir Rob Menyulap Hamparan Sawah di Pesisir Demak Menjadi Lautan

Banjir Rob Menyulap Hamparan Sawah di Pesisir Demak Menjadi Lautan

Regional
Daftar ke Partai Nasdem, Sinyal Deny Indrayana Kembali Bertarung di Pilkada Kalsel

Daftar ke Partai Nasdem, Sinyal Deny Indrayana Kembali Bertarung di Pilkada Kalsel

Regional
Jadi yang Terparah, Banjir Rob di Pesisir Jateng Diprediksi Terjadi hingga Akhir Mei

Jadi yang Terparah, Banjir Rob di Pesisir Jateng Diprediksi Terjadi hingga Akhir Mei

Regional
Dugaan TPPO di NTB, Jebolan Ajang Pencari Bakat Nasional Jadi Tersangka

Dugaan TPPO di NTB, Jebolan Ajang Pencari Bakat Nasional Jadi Tersangka

Regional
Kesaksian Tagana Lubuklinggau, Bukan soal Uang tapi Selamatkan Orang

Kesaksian Tagana Lubuklinggau, Bukan soal Uang tapi Selamatkan Orang

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Bupati Solok Selatan Diperiksa 2 Jam

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Bupati Solok Selatan Diperiksa 2 Jam

Regional
ABG Pembunuh Polisi di Lampung Divonis 9 Tahun 6 Bulan Penjara

ABG Pembunuh Polisi di Lampung Divonis 9 Tahun 6 Bulan Penjara

Regional
Inovasi Samsat Kebumen, Bayar Pajak Kendaraan Kini Bisa Malam Hari

Inovasi Samsat Kebumen, Bayar Pajak Kendaraan Kini Bisa Malam Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com