KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Fatoni meluncurkan Gerakan Pengendalian Inflasi Serentak se-Sumsel (GPISS).
Kegiatan tersebut merupakan yang pertama di Indonesia dalam rangka meningkatkan efektivitas koordinasi dalam pengendalian inflasi yang diinisiasi Fatoni.
"Kegiatan ini baru pertama kali digelar di Indonesia, dalam rangka meningkatkan efektivitas, koordinasi dan kendali agar bisa memberikan manfaat yang lebih maksimal," ucapnya di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, Palembang, Kamis (1/2/2024).
Selain GPISS, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan juga memiliki program Gerakan Pasar Murah Serentak se-Sumsel.
Gerakan yang berwujud operasi pasar murah tersebut berlangsung di 17 kabupaten/kota se-Sumsel secara serentak.
Fatoni mengatakan, pihaknya akan mengintensifkan Gerakan Pangan Murah dan Pasar Murah serentak di seluruh daerah.
Baca juga: Pj Gubernur Sumsel Dorong IIPK Sukseskan Program Pemerintah, dari Stunting hingga Kemiskinan Ekstrem
“Seminggu tiga kali, yakni Senin, Selasa, dan Kamis. Jadi, silakan masyarakat datang ke pasar murah yang digelar Provinsi dan Kabupaten/Kota," katanya dalam siaran pers, Sabtu (3/1/2024).
Fatoni pun mengajak masyarakat berbondong-bondong datang ke Operasi Pasar Murah yang digelar di kabupaten/kota se-Sumsel.
Dia menyebutkan, operasi tersebut telah dilakukan setahun lalu dan akan diteruskan setiap Senin, Selasa, dan Kamis.
“Jadi, silakan kepada seluruh masyarakat setiap hari Senin, Selasa, dan Kamis datang ke pasar murah yang digelar provinsi, kabupaten, dan kota serentak. Semua harganya murah karena subsidi,” ujarnya.
Masyarakat yang hendak berbelanja kebutuhan pokok di luar hari Senin, Selasa, dan Kamis juga dapat datang ke Toko Kebutuhan Pokok (Kepo).
Toko tersebut merupakan milik provinsi, kabupaten, kota yang bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan berbagai instansi lainnya.
“Jadi semuanya murah. Toko Kepo khusus untuk bahan pokok murah di toko yang hadir setiap hari,” ucapnya.
Fatoni mengatakan, gerakan serentak tersebut perlu dilakukan agar hasilnya lebih dirasakan, efektif, dan tepat sasaran.
“Jadi lebih sporadis, tidak sendiri-sendiri, tidak terpisah-pisah, semuanya terkoordinasi dan terkendali,” katanya.