LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menghadiri kegiatan musim tanam yang terdampak El Nino di Desa Batujai, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, NTB, Kamis (25/1/2024).
Dalam kesempatan tersebut Arman langsung menyapa para petani yang sedang bercocok tanam di hamparan sawah.
Kepada para petani, Arman mengajak berdialog tentang keluhan dan harapan para petani di tengah mundurnya musim tanam akibat El Nino.
Baca juga: Jokowi Akui Sulit Lepas Ketergantungan Impor Beras, Ini Penyebabnya
"Ibu-bapak, apa kebutuhannya? Tanya Arman kepada para petani.
Sontak para petani menjawab keluhan kekurangan air dan keterbatasan pupuk.
Dalam kesempatan tersebut Arman menyampaikan, dirinya langsung datang ke Lombok melihat langsung kondisi para petani yang mundurnya musim tanam akibat El Nino.
"Aku datang di sini untuk melihat langsung, meyakinkan bahwa kita melakukan akselerasi tanam. Ini ada terjadi krisis pangan dan krisis energi di dunia, sekarang bukan Indonesia saja dan ini berdampak ke Indonesia," kata Arman.
Dijelaskan Arman, Indonesia mengalami dampak El Nino Gorilla, tingkat El Nino yang paling ekstrem.
"El Nino ada 3 tipe, El nino biasa, super El Nino, dan Gorilla El Nino. Kita dapat Gorilla El Nino yang tertinggi dan ini terjadi penanaman mundur 2 bulan," kata Arman.
Dengan mundurnya musim tanam, Arman menyampaikan pemerintah terpaksa melakukan impor beras dari negara lain.
"Nah, dua bulan tanam mundur, akibatnya adalah kita harus kemarin terpaksa impor karena ini berbahaya. Bahkan kita impor ada 22 negara menyetop ekspor," kata Arman.
Baca juga: Sejumlah Negara Lakukan Pembatasan, Bulog Jateng Sebut Impor Beras Semakin Sulit
Diungkapkan Arman, impor harus menjadi pilihan pemerintah untuk menghindari krisis pangan yang berpotensi menimbulkan konflik sosial.
"Bisa bayangkan kalau kita terjadi krisis pangan pangan kita tidak cukup. Ini bisa terjadi konflik sosial di antara kita. Kalau krisis kesehatan masih kita bisa aman, tapi kalau krisis pangan ini urusan perut," kata Arman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.