SOLO, KOMPAS.com - Pedagang daging anjing di Solo, Jawa Tengah sudah sekitar tiga pekan tidak berjualan karena tidak ada pasokan.
Hal ini imbas dari penangkapan sebuah truk yang mengangkut 200 lebih ekor anjing untuk dijagal ke warung makan di Solo, Jawa Tengah.
Seorang pedagang daging anjing Solo, Agus Triyono mengaku berhenti kerena tidak ada pasokan anjing.
"Ini sudah berhenti (berjualan). Sudah berhenti tiga minggu lebih. Itu memang sudah tidak ada pasokan," kata Agus kepada Kompas.com, Senin (22/1/2024).
Baca juga: Konsumsi Daging Anjing di Jateng Tembus 13 Ribu Ekor per Bulan, Aturan Dinilai Tak Jelas
Ia mengaku mengambil anjing dari pengepul di wilayah Gemolong, Sragen. Adapun anjing tersebut didatangkan oleh pengepul dari wilayah Jawa Barat.
"Pengepulnya ngambil dari Jawa Barat," ungkap Agus yang juga koordinator paguyuban kuliner daging guk-guk atau nonpangan Solo.
Agus mengaku sudah 25 tahun berjualan daging anjing. Setiap hari warung olahan daging anjing miliknya buka pukul 11.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.
Baca juga: Efek Samping Makan Daging Anjing, Apa Saja?
Baca juga: Diduga Ada Puluhan Warung Daging Anjing di Solo, Polda Jateng Mapping dan Segera Tertibkan
Agus juga memiliki dua orang karyawan.
Sebelum kuliner daging anjing menjadi polemik, Agus mengaku bisa menghabiskan satu hingga dua ekor anjing setiap harinya.
Tetapi sejak pasokan anjing tidak ada, Agus memilih berhenti berjualah dan meliburkan semua karyawannya.
"Saya tidak ada pasokan otomatis berhenti. Semua karyawan berhenti semua. Kasihan saya sama karyawan saya anaknya tiga cuma mengandalkan ini. Saya bisa ngasih gajinya pas-pasan," terang dia.
Baca juga: Ada Indikasi Rabies, Ratusan Anjing Jagal di Semarang Akan Dikirim ke Bogor
Agus mengungkapkan, ada puluhan pedagang olahan daging anjing yang tersebar di Kota Solo. Mereka banyak yang berhenti karena pasokan tidak ada.
Agus berujar, pada prinsipnya pedagang daging anjing di Solo akan mengikuti aturan pemerintah, seandainya anjing dilarang untuk dijadikan bahan olahan. Tetapi mereka ingin ada solusi yang tepat dari pemerintah.
"Kalau memang mau ditutup kita tidak masalah. Cuma harus ada solusinya. Harapannya cuma itu. Kan kita juga butuh makan, untuk biaya (sekolah) anak. Harapannya cuma itu sederhana. Kita dicarikan pekerjaan tidak apa-apa," kata dia.
Baca juga: Fraksi PDI-P DPRD Solo Usulkan Gibran Mundur dari Wali Kota karena Sering Cuti Kampanye