Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soroti Debat Cawapres, Aktivis Lingkungan: Kalau Berani, Cabut UU Cipta Kerja

Kompas.com - 22/01/2024, 09:30 WIB
Tri Purna Jaya,
Reni Susanti

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Aktivis lingkungan menyebut debat keempat calon wakil presiden (cawapres) belum menggambarkan komitmen yang kuat untuk isu lingkungan.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Lampung, Irfan Tri Musri mengatakan, para cawapres seolah lupa bahwa mereka berada di lingkaran rezim yang sama.

Sehingga, ketika muncul saling kritik, hal itu seakan mencoret wajah masing-masing dengan spidol yang sama.

Baca juga: Debat Cawapres, Cak Imin dan Mahfud Singgung 2.500 Tambang Ilegal di RI

Irfan mengatakan, konflik sosial terkait hak rakyat atas tanah dan sumber daya tidak akan pernah usai jika pembangunan tidak berjalanan secara berkelanjutan.

Dia menyentil program Nawacita yang digaungkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di masa awal pemerintahannya.

"Sebanyak 9,1 juta hektar lahan yang akan menjadi tanah objek Reforma Agraria. Lalu 12,7 juta hektar kawasan hutan yang akan dilegalisasi buat masyarakat. Tapi, ternyata capaiannya sangat minim,” katanya saat dihubungi, Senin (22/1/2024) pagi.

Baca juga: Hari Ini Ganjar Hadiri Istigasah Kemenangan dan Kampanye Akbar di Lampung

Kemudian Irfan juga menyoroti inkonsistensi para cawapres atas isu lingkungan itu yakni terkait masyarakat adat.

"RUU Masyarakat Adat telah masuk dalam program legislasi nasional sekitar tahun 2007. Faktanya, sampai hari ini tidak pernah ketuk palu,” tutur dia.

Irfan menambahkan, hal berbeda sangat terlihat saat pemerintah mengesahkan UU Cipta Kerja yang disebut sangat tidak berpihak pada rakyat.

"Kalau berani, saat mereka (capres-cawapres) terpilih, hapus UU Cipta Kerja. Undang-undang ini biang kerok pengelolaan lingkungan hidup," ucap dia.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) Lampung, Febrilia Ekawati mengatakan, visi misi yang disampaikan ketiga cawapres dalam acara debat tidak menggambarkan komitmen yang kuat terhadap isi lingkungan.

“Bagaimana solusi atau strategi mereka untuk lima tahun ke depan tidak tergambarkan karena yang ada hanyalah investasi-investasi saja," katanya.

Febri bahkan berpendapat, di balik ketiga paslon itu berdiri oknum-oknum perusak lingkungan.

"Siapapun yang jadi pasti akan membela korporasi,” pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com