Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 TKI Ilegal Asal Bima Bermasalah di Luar Negeri, 10 Orang Meninggal

Kompas.com - 05/01/2024, 06:57 WIB
Junaidin,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat, 20 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Bima bermasalah di luar negeri selama tahun 2023.

Dari 20 orang tersebut, 10 di antaranya pulang dalam kondisi tak bernyawa akibat kecelakaan kerja dan sakit di daerah penempatan.

Sementara 10 orang lainnya dipulangkan karena bermasalah dengan majikan dan gajinya tidak dibayar.

Baca juga: Tak Mau Dipulangkan, Seorang TKI Deportan Melompat dari Kapal Laut

"20 orang ini semuanya TKI yang berangkat secara Ilegal," kata Fungsional Pengantar Kerja Disnakertrans Kabupaten Bima, Arif Rahman saat ditemui, Kamis (4/1/2024).

Arif Rahman mengaku, tidak memiliki data terkait TKI ilegal asal Bima yang berangkat dan kini bekerja di luar negeri.

Keberadaan mereka baru diketahui setelah muncul permasalahan, itupun atas laporan dari keluarga dan masyarakat yang meminta bantuan untuk difasilitasi pemulangan TKI bermasalah ke Indonesia.

"Kita hanya mendata TKI yang prosedural, TKI ilegal baru kita tahu setelah ada masalah saja seperti misalnya meninggal di negara penempatan," ujarnya.

Arif menyebutkan, 10 TKI ilegal yang meninggal selama tahun 2023 ini semuanya berkerja pada sektor informal di Malaysia.

Sementara untuk negara penempatan seperti Taiwan dan Arab Saudi, rata-rata mereka bermasalah dengan majikan karena gaji yang tidak dibayar.

Baca juga: 15 TKI Ilegal Asal NTT Dideportasi dari Malaysia

Menurutnya, minat TKI asal Bima berangkat secara ilegal masih cukup tinggi, selain karena tergiur gaji tinggi yang ditawarkan calo, mereka juga bisa berangkat dengan cepat tanpa harus mengantongi sertifikat kompetensi.

Berbagai upaya sudah dilakukan pihaknya untuk membangun kesadaran masyarakat agar berangkat secara prosedural. Namun, iming-iming para calo lebih menggiurkan bagi TKI asal Bima, sehingga lebih memilih jalan pintas meski tak menjamin keamanan dan keselamatannya.

"Pemberangkatan TKI secara ilegal itu masih sangat marak di Bima. Kita masih kalah dengan rayuan calo, apalagi TKI kita ini tidak mau repot, mau yang instan langsung berangkat," kata Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Regional
Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Regional
Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Regional
Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Regional
Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Regional
Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Regional
Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Regional
Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Regional
Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Regional
Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com