BATAM, KOMPAS.com – Kasus terkait Pekerja Migran Indonesia (TKI) yang paling banyak tidak digaji terjadi di Malaysia dan Arab Saudi.
Hal ini disampaikan Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (7/8/2023).
Kendati demikian Judha tidak menyebutkan secara rinci jumlah TKI yang tidak digaji tersebut.
Baca juga: Pengiriman 3 TKI Ilegal ke Kamboja Digagalkan, Korban Dijanjikan Gaji Puluhan Juta
“Rata-rata yang tidak digaji ini, statusnya bekerja tanpa dokumen resmi,” terang Judha.
Judha juga menyebutkan, para TKI sangat rentan sekali mengalami eksploitasi, karena masuk ke negara tujuan dengan cara-cara yang tidak sesuai prosedur.
“Yang namanya masuk tidak memiliki dokumen resmi, tentunya akan rentan mengalami eksploitasi di negara tujuan. Hal ini yang rata-rata ditemukan di Malaysia dan Arab Saudi," papar Judha.
Lebih jauh Judha mengungkapkan, dua negara tersebut memiliki jumlah komunitas WNI paling besar dan banyak TKI yang bekerja di sektor domestik.
Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mencatat Arab Saudi dan Malaysia menjadi negara yang paling banyak dituju para TKI non prosedural dan tanpa dokumen resmi.
“Arab Saudi banyak dipilih sebagai negara tujuan para TKI karena hanya membutuhkan visa umrah atau visa ziarah,” jelas Judha.
Sedangkan Malaysia memiliki banyak pintu masuk perbatasan dengan Indonesia, sehingga memudahkan para TKI untuk masuk tanpa dokumen resmi.
Baca juga: Penampungan TKI Ilegal di Batam Digerebek, 11 Orang Diselamatkan
Judha mengatakan bahwa masalah keimigrasian WNI di luar negeri, termasuk WNI tanpa dokumen resmi merupakan kasus yang paling banyak terjadi di antara kasus-kasus lain seperti ketenagakerjaan, penyanderaan, perdagangan orang dan masalah haji dan umrah.
“Secara keseluruhan, Kemelu RI telah menangani 17.977 kasus WNI di luar negeri dari 18.820 kasus yang masuk hingga pertengahan 2023 ini,” pungkas Judha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.