Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkunjung ke Kampoeng Djadhoel, Berwisata Asik Sembari Belajar Membatik di Kota Semarang

Kompas.com - 04/01/2024, 20:09 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Kota Semarang, Jawa Tengah, memiliki beragam kampung yang patut diacungi jempol. Salah satunya kampung penghasil batik yang terletak di Jalan Batik, Rejomulyo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang. Namanya Kampoeng Djadhoel.

Lukisan bermotif khas Jawa tampak memenuhi tembok yang memanjang di lorong jalan. Di bagian tengah, ada gazebo, gerobak angkringan, toko batik UMKM, hingga beberapa pigura foto yang ciamik.

Rumah warga di sekelilingnya juga tampak mempesona diwarnai ukiran lukisan yang bercat warna-warni.

Baca juga: Polisi Tangkap Remaja Konvoi Sepeda Motor Bawa Celurit di Semarang, Kerap Buat Resah Warga

Salah satu pengelola Pokdarwis Kampoeng Djadhoel, Ign. Luwiyanto mengatakan, dulunya kampung yang dikenal sebagai kampung batik Semarang ini merupakan lingkungan kumuh yang mengundang banyak stigma.

Namun, atas kesadaran warga kampung setempat, akhirnya kampung tersebut disulap menjadi kampung yang lebih bernilai, bahkan menjadi rujukan para wisatawan.

Baca juga: Cerita Adi Motor Sering Rusak dan Berkarat karena Nekat Terjang Banjir di Semarang

"Konsepnya memang kampung jadul. Sebetulnya hanya menata saja, tempat ini dulu dikenal kumuh, tempatnya kriminal. Nah lalu kita ingin agar image negatif itu hilang dan warga lebih nyaman dan menikmati kampungnya sendiri, maka kita ubahlah kampung ini seperti sekarang," ucap Luwiyanto kepada Kompas.com, Kamis (4/1/2024).

Luwiyanto mengatakan, Djadhoel merupakan akronim dari Bahasa Jawa "Belandja" dan "Dholan" yang artinya berbelanja dan bermain.

Tak heran jika terdapat banyak aktivitas yang dapat dilakukan saat berkunjung ke Kampoeng Djadhoel. Di antaranya seperti workshop membatik, berfoto ria, belajar sejarah, berbelanja, dan masih banyak lagi.

"Di sini bisa belajar sejarah batik, workshop membatik dari usia PAUD sampai orang dewasa. Tidak terbatas usia bisa berkunjung ke sini," tutur dia.

Selain masyarakat lokal, Suyanto menyebut, banyak komunitas, mahasiswa, wisatawan, hingga institusi pendidikan yang mengunjungi Kampoeng Djadhoel untuk mengenal batik dan cara melestarikannya.

Bahkan, banyak juga turis mancanegara yang datang ke Kampoeng Djadhoel hanya untuk belajar membatik dan berburu kain batik khas Semarangan.

"Sekarang juga bisa jadi rujukan wisata sekolah-sekolah. Dari luar Jawa pernah, dari dinas juga ada yang studi banding di sini. Maka di sini kami juga menyediakan kurikulum untuk membatik," ucap Luwiyanto.

Disamping itu, Kampoeng Djadhoel juga dikenal sebagai salah satu kampung penghasil batik di Kota Semarang.

Luwiyanto mengatakan, masyarakat Kampoeng Djadhoel memiliki kemampuan yang unik untuk mengenalkan kekayaan budaya khas Semarang kepada masyarakat luar. Salah satunya, dengan memproduksi batik bermotif warak ngendhog, Lawang Sewu, dan masih banyak lainnya.

"Selain konsep zaman dulu, kita juga kembangkan produksi batik untuk mengembangkan perekonomian warga. Karena sekarang masyarakat di luar Semarang sudah mulai cari Batik Semarangan," tutur dia.

Dirinya menyebut, harga kain batik yang ditawarkan di Kampoeng Djadhoel itu cukup beragam, sesuai kualitas dan motif yang dipilih.

Sehingga, dirinya berharap, ke depannya Kampoeng Djadhoel bisa lebih ramai dikunjungi masyarakat lokal, luar kota, hingga dikenal hingga mancanegara.

"Kalau sudah cinta dengan batik, pasti ada ketertarikan untuk belajar terus-menerus. Dengan berkunjung, belajar di sini, diharapkan ke depannya bisa lebih menghargai batik," pungkas Luwiyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Regional
Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Regional
Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Regional
Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Regional
Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Regional
Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Regional
Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Regional
Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Regional
Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Regional
5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Regional
Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com