KOMPAS.com - Tari Mandau adalah tari tradisional khas suku Dayak yang dikenal sebagai salah satu jenis tarian perang.
Sebagai sebuah seni tari tradisional, tari Mandau sangat populer khususnya di wilayah Kalimantan Tengah.
Nama tarian ini berasal dari gerakan tari yang mengandung atraksi yang indah dalam memainkan Mandau, senjata tradisional khas suku Dayak.
Selain mandau, penari juga akan menggunakan propertu berupa pakaian khas suku dayak, gelang di tangan dan kaki, serta ikat kepala yang dihasi bulu burung.
Dalam melakukan geraknya, biasanya akan ada iringan musik yang dimainkan menggunakan gendang dan garantung.
Dalam gerak tari Mandau, penari akan mempertontonkan atraksi berbahaya, seperti mengayun dan menggigit mandau.
Walau terlihat berbahaya, justru atraksi penari yang lincah memainkan mandau tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton.
Gerakan-gerakan tersebut dilakukan oleh penari yang sudah melaksanakan ritual khusus, sehingga mereka terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Tari Mandau yang memiliki properti senjata serta gerak khas menggigit mandau ini juga dapat dibawakan oleh penari pria maupun wanita.
Dilansir dari buku Mengenal Tarian di Nusantara (2023) yang ditulis Tika Permatasari, Makna gerakan tari Mandau tidak lain adalah untuk menunjukkan nilai-nilai dan karakter masyarakat Dayak.
Tari Mandau menggambarkan sosok masyarakat Dayak yang memiliki daya juang tinggi dalam membela harga diri dan kehormatan tanah air dan suku mereka.
Selain itu, tarian ini juga dimaknai sebagai sebuah seni pertunjukkan yang tumbuh di tengah kehidupan masyarakat.
Walau begitu, ada pula anggapan bahwa tari Mandau adalah lambang dari keperkasaan pria Dayak dalam menjalani kehidupan.
Dalam perkembangannya,muncul beberapa kategori tari Mandau, seperti tari Mandau Kinyah yang gerakannya lebih lembut dari tari Mandau biasa.
Ada pula tari Mandau Talawang yang menggunakan properti tambahan berupa telawang atau perisai.